SEJARAH SILSILAH KELUARGA
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI
TUGAS KULIAH
Pengantar Ilmu
Sejarah
Yang dibina oleh
Ibu Indah
Oleh:
FITRI ISNAININ
130732607197
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
SEPTEMBER
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejarah
barasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun yang berarti pohon, pohon itu
menggambarkan bahwa suatu sejarah itu harus di pelajari mulai dari akar hingga
ujung pohon tersebut. Disini sejarah juga termasuk dari sejarah keluarga, jadi
disini penulis akan mencoba menceritakan sejarah tentang keluarganya, terutama
tentang perjuangan kedua orang tuanya dalam mendapat restu dari ibu pihak
wanita. Kemudian disini juga membahas tentang perjuangan bapaknya dalam
menaklukan hati ibunya sewaktu muda dulu. Mungkin peristiwa ini tidaklah
penting bagi orang lain, tetapi bagi keluarga penulis ini merupakan suatu
sejarah yang berarti, karena mengingat perjuangan dari kedua orang tua penulis
dalam menperoleh restu dari ibu pihak wanita itu tidaklah mudah, maka sejarah
ini perlu penulis angkat agar dapat di ketahui oleh sejarawan lainnya.
Dalam mendapatkan hati ibu St Saodah,
bapak Usman banyak melakukan perjuangan yang begitu berkesan di hati orang
lain, walaupun beliau mengetahui bahwa wanita yang diimpikannya ingin di
jodohkan oleh ibunya dengan seorang guru waktu itu, beliau tetap yakin dan
teguh pada pendiriannya bahwa ia bisa memenangkan hati wanitanya sekaligus ibu dari
si wanita itu. Dan perjuangan itu berbuah hasil yang begitu manis, setelah
memndapatkan hati sang wanita iapun berhasil mendapatkan hati dari calon
mertuanya, yaitu ibu St Aisyah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar
belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
1.
Bagaimana sejarah dari bapak Usman dalam
mendapatkan hati ibu St Saodah dan restu
dari orang tua dari St Saodah?
2.
Bagaimana sil-silah dari masing-masing
keluarga bapak Usman dan ibu St Saodah?
1.3 TUJUAN
Dari
rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan tersebut yaitu:
1.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah dari bapak
Usman dalam mendapatkan hati ibu St Saodah dan restu dari orang tua dari St
Saodah.
2.
Untuk mengetahui bagaimana sil-silah dari
masinmasing keluarga bapak Usman dan ibu St Saodah?
1.4
Metode
1. Pemilihan Topik
Sejarah keluarga merupakan
pemilihan topik yang saya gunakan dalam
penelitian
sejarah. Karena sejarah keluarga merupakan sesuatu yang dekat
dengan
kita dan mudah dalam mencari sumber sejarah.
2. Kritik
a) Kritik
Ekstrinsik
Dari hasil wawancara yang saya
lakukan dengan bapak, ibu, dan nenek saya, saya dapat mengetahui bagaimana dulu
bapak dalam mengejar dan mendapatka cinta ibu, dan memperoleh restu dari orang
tua pihak ibu. Dulu sebenarnya ibu tidak menyukai bapak, karena dia sudah
mempunyai kekasih yang dia cintai saat itu, namun bapak tidak mau putus asa dan
tetap yakin bahwa dia disa mendapatkan hati ibu. Namun bukan itu saja kendala
dari bapak, setelah berhasil mendapatkan hati ibu dia harus bisa juga
meluluhkan hati dari calon ibu mertuanya. Saat itu nenek begitu membenci bapak
karena bapak tidak memiliki pekerjaan yang menjamin ibu untuk kedepannya.
Kemudian karena nenek sudah
mengetahui bahwa bapak dan ibu sudah resmi berpacaran, nenek sangat marah pada
ibu, dia tidak menyuruh ibu bertemu dengan bapak apapun alasannya. Nenek
bersikap seperti itu karena beliau sudah membicarakan tentang perjodohan ibu
dengan seorang guru kepada kelurga besar, namun yang terjadi yaitu ibu tetap
menentang perjodohan itu, dan memilih bapak untuk menjadi pendamping hidupnya.
b) Kritik
Intrinsik
Dari hasil wawancara saya dengan
beberapa anggota keluarga, di situ menjelaskan bagaimana perjalanan cinta ibu
dan bapak dalam mempersatukan cinta mereka dalam ikatan suci janji pernikahan.
Dulunya ibu memang berusaha menghindar dari bapak, karena ibu benar-benar tidak
suka pada bapak, pernah sekali waktu ibu sedang duduk bersama teman-temannya di
rumah pamannya ibu, tiba-tiba ibu melihat kedatangan bapak dari jauh, lalu
dengan cepat ibu berlari pulang kerumahnya dan segera bersembunyi.
Bukan hanya itu, ibu juga pernah
bersembunyi di kolong rumah orang untuk menghindar dari bapak, namun
lama-kelamaan akhirnya hati ibu juga meluluh dengan sendirinya. Mungkin karena
ibu melihat kesungguhan dari bapak dalam mengejar cintanya.
3. Interprestasi
Menurut pendapat saya,
perjuangan bapak dalam mendapatkan hati ibu dan restu dari orang ibu itu
merupakan suatu pengorbanan yang patut jadikan contoh oleh para pemuda dan
pemudi sekarang dalam mendapatkan hati dari wanita yang di cintai, dan restu
dari orang tua.
Dalam perjuangannya bapak
banyak mendapat hambatan, seperti harus berjuang dalam mendapatkan hati ibu,
setalah perjuangan yang pertama berhasil di lalui bapak harus menghadapi
hambatan yang paling berat yaitu memperoleh restu dari seorang ibu yang begitu
membencinya. Namun dari perjuangan yang begitu berat itu, akhirnya bapak bisa
bersatu juga dengan ibu, dan bahkan sekarang menjadi menantu kesayangan nenek.
4. Historigraf
·
Bab I
Dalam bab ini berisi tentang latar
belakang masalah yang di angkat, kemudian memiliki permasalahan yang bersifat
umum yaitu bagaimana sejarah tentang keluarga ibu St Saodah, dan bapak Usman?.
Kemudian terdapat juga rumusan masalah yang bersifat khusus yaitu:
1.
Bagaimana sejarah dari bapak Usman dalam
mendapatkan hati ibu St Saodah dan restu dari orang tua dari St Saodah?
2.
Bagaimana sil-silah dari masing-masing
keluarga bapak Usman dan ibu St Saodah?
Kemudian dalam bab ini juga terdapat
metode yang saya gunakan dalam melakukan penelitian dalam mengkaji sebuah
sejarah keluarga, dan mempermudah dalam memperoleh sumber penelitian untuk
mendukung sebuah penulisan sejarah keluarga.
·
Bab II
Dalam bab ini, akan di bahas dari
rumusan masalah yang ada. Saya mulai membahas sejarah keluarga saya dari latar
belakang, kemudian di ikuti dengan kajian-kajian dari hasil wawancara dengan
bapak, ibu, nenek, dan keluarga lainnya. Kemudian dilanjutkan pembahasan dari
rumusan masalah yang ada.
·
Bab III
Dalam bab ini, saya akan menyimpulkan
bagaimana sejarah bapak saya dalam memperoleh restu orang tua ibu saya bersama
ibu, dan bagaimana dulu bapak saya saat berjuang mendapatkan hati ibu.
Kesimpulannya perjuangan bapak dalam mendapat hati ibu dan reatu dari orang tua
ibu itu berakhir dengan bahagia, walaupun awalnya banyak mendapatkan hambatan.
Kemudian saran yang dapat saya
berikan yaitu, tetaplah sabar dalam memperjuangkan segala sesuatu yang di
anggap penting untuk di perjuangkan, seperti cinta, restu dan lain sebagainya,
walaupun perjuangan tersebut di bumbui dengan hambatan dan kesulitan. Tetapi
jika kita yakin kita bisa mendapatkan apa yang kita perjuangkan itu, maka suatu
saat kita pasti akan memperoleh hasil yang manis dari perjuangan yang berat tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Dari Bapak Usman Dalam Mendapatkan Hati Ibu St Saodah dan Restu dari Orang Tua
St Saodah
Awalnya kehidupan ibu St Saodah
sendiri sangatlah rumit, karena sebagai anak pertama ia harus mengurus kelima
adik-adiknya, beliau di didik oleh ibu ibunya dengan didikan yang sangat keras.
Beliau sering menceritakan kepada kami sebagai anaknya, bahwa sejak usianya 8
tahun beliau sudah harus bisa menumbuk padi, mengambil air di sumur, mencuci
pakaian, masak dan lain sebagainya. Sejak kecil beliau, tidak pernah dijinkan
keluar bersama teman-temannya untuk bermain sebelum semua pekerjaan yang ada di
selesaikan terlebih dahulu. Begitupun seterusnya hingga usianya menginjak
remajapun, nenek masih menerapkan peraturan seperti itu, dan di tambah lagi
bahwa ibu tidak bisa keluar rumah, sekalipun itu kerumah saudara-saudaranya.
Waktu ibu SD, Ibu sekolah di SDN 1 MARIA, kemudian setelah lulus SD beliau
melanjutkan sekolahnya di MTSN 1 WAWO, lalu SMA ALIYA di Kota Bima.
Di Bima ibu tinggal bersama keluarga
nenek, disitupun ibu tidak bisa bebas terutama dalam hal berpacaran. Ibu harus
menyelesaikan sekolah terlebih dahulu, selesai SMA ibu kembali ke Wawo dan
tinggal kembali bersama ke-2 orang tuanya. Saat itu ibu berusia 18 tahun,
awalnya ibu bertemu dengan bapak ketika ibu sedang berkunjung ke salah satu
keluarganya. Saat itu bapak mulai penasaran dengan ibu, dan berusaha mencari
tau tentang ibu. Kemudian mulai saat itu bapak mulai mengejar-ngejar ibu, ibu
sangat risih dengan bapak, setiap kali ada bapak ibu pasti menghindar. Itu sekitar
tahun 1987 3 tahun sebelum ibu dan bapak menikah yaitu tahun 1990. Setelah 2
tahun lamanya bapak mengejar cinta ibu akhirnya ibu luluh juga dengan
perjuangan bapak selama itu, ibu resmi menerima bapak menjadi kekasihnya, namun
hubungan mereka tidak berjalan sesuai harapan. Ketika ibu hendak mengenalkan
bapak kepada nenek pada tahun 1989, respon nenek sangatlah dingin terhadap
bapak. Nenek sangat menentang hubungan ibu dan bapak, sampai-sampai nenek melarang ibu untuk keluar kemana-mana.
Kemudian ibu melaporkan semua kejadian itu kepada adik dari nenek yang bernama
Sita, mendengar itu nenek sita lalu mendatangi nenek dan bertanya kenapa kamu
tidak merestui hubungan Saodah dengan Usman, apa ada yang salah dengan Usman,
nenek menjawab dengan tegas bahwa ia tidak setuju dengan hubungan ibu dan bapak
karena nenek sudah menjodohkan ibu dengan seorang guru waktu itu. Dan nenek
beralasan bahwa ibu akan bahagia bersama guru itu ketimbang dengan bapak yang
tidak memilki pekerjaan tetap.
Ibu sangat sedih dan iapun menentang
pejodohan itu, walaupun nenek sudah bicara dengan keluarga guru itu, walau
begitu nenek tetap pada pendiriannya. Ibu dan bapakpun tetap pada pendirian
mereka untuk mempertahankan hubungan mereka sampai akhir. Awal tahun 1990 ibu
dan bapak berencana untuk menikah, dan kembali memohon restu dari ibunya, namun
tetap sama nenek semakin membenci bapak dan ibu. Namun mereka tidak mau
menyerah sampai di situ, karena nenek tidak mau merestui, ibu lalu meminta
restu dari kakek dan kakek dengan senang hati memberikan restu, dmi kebaikan
ibu sendiri. Setelah itu, dengan atau tanpa restu dari nenek ibu tetap ingin
menikah dengan bapak, rencana ibu tersebut di dukung oleh semua keluarganya,
baik dari saudara kakek maupun nenek. Kalau orang tua bapak, mereka sudah sejak
lama memberikan restunua kepada bapak dan ibu. Lalu hari bahagia itupun terjadi
tepat pada tanggal 22-11-1990, nenek terpaksa merestui pernikahan itu karena
tidak ada alasan lagi untuknya menolak pernikahan itu, semua keluarga baik dari
kakek dan nenek membela ibu dan bapak, tidak ada satupun yang berpihak kepada
nenek. Jadi dari pada memancing keributan lebih baik nenek merestui walaupun
dari hati yang paling dalam ia belum bisa menerima bapak sebagai menantunya
saat itu.
Walaupun sudah menikah, bapak masih
susah mendapat restu dari nenek, nenek masih kesal dengan bapak. Karena bapak
semua rencana nenek berantakan, di tambah lagi ibu sempat keguguran waktu itu,
karena pengaruh keguguran itu bapak dan ibu lama baru bisa memperoleh momongan,
tepatnya setelah 2 tahun menikah baru mereka di karuniai putra pertama mereka
yang bernama Syahrudin pada tahun 1992, pada tanggal 18 januari 21 tahun silam.
Dengan lahirnya putra pertama mereka inilah yang membuat hati nenek luluh
kepada bapak, terbukti sampai sekarang bapak malah menjadi menantu
kesayanganya. Syahrul menjadi cucu pertama yang berhasil menyatukan dan meredam
kebencian nenek terhadap bapak. Walaupun selama ini bapak sudah berusaha
melakukan apa saja untuk meluluhkan hati nenek, namun hasilnya tetap sama. Tapi
usaha itu terasa indah setelah hadirnya syahrul, dia begitu di sayangi dan di
manja oleh kedua keluarga besar, baik dari keluarga bapak maupun dari ibu.
2.2 Sil-Silah
Keluarga Bapak Usman dan Ibu St Saodah
Saya akan menceritakan tentang
sejarah dari keluarga saya, sejarah ini saya mulai dari sila-sila keluarga saya
yaitu:
Sila-sila dari Hudi bin fulan dan
Nanu bin fulan yang melahirkan 4 orang anak, dari keempat anak mereka semuanya
adalah laki-laki yang terdiri dari:
1.
Saodah bin hudi melahirkan 5 orang putra-putri
yaitu: Jija binti saodah, ape, nani,
usman dan siba.
2.
Curi bin hudi melahirkan 7 orang anak yaitu:
darahi, aju, leha, adam,hasan, isa, dan hadi.
3.
Taib bin hudi melahirkan 8 orang anak yaitu:
reko, risa, arsyad, mia, halim, hadiyah, idris, dan ibrahim.
4.
Sanah bin hudi, tidak memiliki keturunun
karena mandul.
Dan itu adalah sila-sila dari
keluarga saya, dan sekarang saya akan membahas tentang keluarga saya yang di
mulai dari bapak dan ibu dari ibu saya (kakek dan nenek dari ibu), dan bapak dan ibu dari bapak saya
(kakek dan nenek dari bapak saya).
Kakek saya yang bernama H. Abdul
Halim Tayeb lahir di Maria, pada tanggal 16-08-1936. Kemudian nenek bernama St.
Aisyah Jamaludin lahir di Maria juga, pada tanggal 12-01-1944. Dan kakek dan
nenek menikah pada hari selasa, tanggal 24-08-1963 40 tahun yang lalu. Dari
hasil pernikahan tersebut mereka di karuniai 6 orang putra dan putri dan 18
orang cucu yaitu:
1.
ST. Saodah
4 orang anak yang bernama: syahrudin, fitri, ibrahim, dan maya.
2.
Nasruddin melahirkan 5 orang putra dan putri
yaitu: ST. Jaenab, Syamsul Bahri, Ramdhoan, Idhar, dan Nur Hasnah.
3.
M.Toyib melahirkan 2 orang putri yaitu: Intan
dan Anis.
4.
Munajam melahirkan 2 orang putra yaitu: ismail
dan afwan.
5.
Hatijah melahirkan 2 orang putra yaitu:
junaidin dan sya’ban.
6.
Badriyah melahirkan 3 orang anak yaitu:
febrina, yusuf dan dafa.
Itu merupakan sila-sila kakek dan
nenek dari ibu saya, sekarang saya akan membahas tentang sila-sila kakek dan
nenek dari bapak saya. Kaek saya bernama Abubakar Nirwan lahir di Ntori pada
tanggal 16-11-1930. Kemudian nenek bernama Sanuriya Ibrahim, lahir di Ntori
pada tanggal 07-02-1940. Kemudian kakek dan nenek menikah pada hari kamis
tanggal 15-07-1960, tepat 43 tahun yang lalu. Dari hasil pernikahan tersebut
mereka di karuniai 9 orang putra dan putri dan 14 orang cucu yaitu:
1.
Nurlaila melahirkan 1 orang anak yaitu: rita
2.
Suryati (almarhumah)
3.
Usman melahirkan 4 orang anak yaitu:
syahrudin, fitri, ibrahim, dan maya
4.
Paiman melahirkan 1 orang anak yaitu: ulfa
5.
Abidin (almarhum) melahirkan 2 orang anak
yaitu: taufan dan putri
6.
Sarfiyah (almarhumah)
7.
Rosmaryati melahirkan 3 orang anak yaitu:
tasya, rafli, dan radit
8.
Imansyah melahirkan 3 orang anak yaitu: meli,
junior dan tiara
9.
Abdul Rahim (belum menikah)
Itu merupakan sil-sila dari orang tua
bapak saya, sekarang saya akan membahas tentang sejarah kelurga saya yang di
mulai dari kedua orang tua saya. Bapak saya bernama Usman Abubakar, beliau
lahir pada tanggal 12-02-1965 di Ntori, kemudian ibu saya bernama St Saodah,
beliau lahir pada tanggal 01-09-1968 di Maria. Latar balakang pandidikan mereka
sama-sama lulusan SMA. Kemudian kedua orang laki-laki masing-masing merupakan seorang guru, yang
dari ibu seorang guru agama, dan dari bapak seorang guru matematika. Kemudian
ibu dari masing-masing hanya sebagai ibu rumah tangga. Dan sekarang bapak saya
bakerja sebagai TKI di Malaysia, setelah sebelumnya hanya sebagai petani biasa.
Bapak mulai menjadi TKI pada tahun 1993 di saat kakak saya yang pertama berusia
1 tahun, sampai sekarang bapak masih bolak-balik dari malaysia. Dan pekerjaan
ibu yaitu sebagai ibu rumah tangga.
Kemudian bapak dan ibu menikah pada
tanggal 22-11-1990, di Maria tempat kelahiran ibu. Dan dari hasil pernikahan
tersebut mereka di karuniai 4 orang putra dan putri, yaitu:
1.
Syahrudin, dia lahir pada tanggal 18-01-1992
di Maria, dia merupakan anak pertama sekaligus cucu pertama di keluarga bapak
dan ibu.
2.
Fitri Isnainin, lahir pada tanggal 20-03-1995
di Maria, dia merupakan anak kedua sekaligus cucu kedua di keluarga bapak dan
cucu ketiga di keluaga ibu.
3.
Ibrahim, lahir pada tanggal 23-02-2003 di
Maria.
4.
Nur Maya, lahir pada tanggal 8-03-2007 di
Maria.
Itulah
sekilas sil-silah dari keluarga bapak Usman, dan ibu St Saodah.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
perjuangan bapak dalam mendapat hati
ibu dan restu dari orang tua ibu itu berakhir dengan bahagia, walaupun awalnya
banyak mendapatkan hambatan. Karena keteguhan hati dan ketabahan hatinya bapak
dapat memperoleh segala keinginannya dengan baik. Dan setiap usaha yang ingin
di lakukan, lakukannlah dengan kemantapan hati yang tinggi, dan berjuang itu
butuh proses yang cukup lama dan pasti akan menguras tenaga dan pikiran kita.
Dalam hati bapak, beliau sangat yakin bahwa beliau akan mendapat apapun yang
beliau inginkan, asalkan dengan bersabar dan selalu berusaha, sekeras apaun
hati nenek akhirnya oleh bapak bisa di luluhkan.
3.2 Saran
tetaplah sabar dalam memperjuangkan
segala sesuatu yang di anggap penting untuk di perjuangkan, seperti cinta,
restu dan lain sebagainya, walaupun perjuangan tersebut di bumbui dengan
hambatan dan kesulitan. Tetapi jika kita yakin kita bisa mendapatkan apa yang
kita perjuangkan itu, maka suatu saat kita pasti akan memperoleh hasil yang
manis dari perjuangan yang berat tersebut.
LAMPIRAN
Ini merupakan foto
dari ibu saya, dan yang perempuannya adalah adik saya yang terakhir bernama
maya. Dan kedua adik laki-laki itu adalah ponaan dari ibu.
Fitri isnainin
Hanya ini yang dapat
saya lampirkan, karena saya tidak membawa bukti lainya dari Bima. Dan saya pun
tidak membawa foto keluarga, ataupun bukti yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar