Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 08 Desember 2013

sejarah keluarga riyatin

SEJARAH KELUARGA MBAH RIYATIN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengatar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah W. P . Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd











Oleh


Andika Kurniawan        130732607188




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN ILMU SEJARAH
Desember 2013


KATA PENGANTAR
 Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya, penulis  dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah yaitu membuat makalah yang berjudul “Sejarah Keluarga Ibu Riyatin” ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu hingga dapat terselesaikannya makalah ini. Kepada Ibu Indah Wahyu, M.Pd selaku pembimbing, yang senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis  dalam penyelesaian tugas makalah ini. Tak lupa kepada teman-teman yang selalu membatu hingga dapat terselesaikannya makalah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dalam menyempurnakan makalah ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca sekalianyang telah bersedia membaca makalah ini.



Malang,   07  Desember 2013



Penulis









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR        i
DAFTAR ISI        ii
BAB I    PENDAHULUAN        1
1.1    Latar Belakang        1
1.2    Rumusan Masalah        2
1.3    Tujuan        2
1.4    Metode        2
BAB II    PEMBAHASAN        6
2.1    Latar belakang Sejarah keluarga Ibu Riyatin        6
2.2    Penyebab terjadinya pernikahan lebih dari satu kali        9
2.3    Keturunan-keturunan sekarang        11
BAB III    PENUTUP        14
3.1    Kesimpulan        14
3.2    Saran ......................................................................................      14
DAFTAR RUJUKAN        15
LAMPIRAN         16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
    Perkataan “sejarah” mula-mula berasal dari bahasa Arab “syajaratun” (baca ; syajarah) artinya “pohon kayu”. Syajarah an nasab berarti “pohon silsilah” Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Apa yang direkonstruksi Sejarah? Ialah apa saja yang sudah dipikirkan,dikatakan,dikerjakan,dirasakan,dan dialami oleh seseorang.Sejarawan dapat menulis apa saja, asal memenuhi syarat untuk disebut sejarah ( Kuntowijiyo,2001:19)
    Sejarah bukan hanya berarti pohon, dalam arti “pohon keluarga” juga tidak hanya berarti keturunan, asal-usul dan silsilah. Walaupun demikian kalau mempelajari sejarah, sedikit-sedikitnya tentu mempelajari cerita, keturunan, silsilah, riwayat, asal-usul tentang seseorang atau kejadian. Sepintas lalu telah diuraikan arti kata sejarah ditinjau dari sudut etimologi, yang menggambarkan sifat seperti pohon yang tumbuh. Namun demikian bukanlah dimaksudkan bahwa sejarah itu secara biologis, tumbuh, berkembang, berbuah atau tidak dan akhirnya mati. Sejarah memang tumbuh, hidup, berkembang dan bergerak terus dan akan berjalan terus tiada hentinya sepanjang masa.
    Sejarah keluarga merupakan salah satu contoh yang paling dasar. Setiap orang pasti memiliki sejarah keluarganya. Dalam sejarah keluarga Bu Riyatin  terdapat  suatu cerita yang menarik,yaitu terjadinya pernikahan lebih dari satu kali. Dari hal itu, dalam makalah ini akan dijelaskan apa saja factor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa semacam itu.Dan juga dijelaskan sejarah keluarganya.

1.2    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana latar belakang sejarah keluarga Bu Riyatin?
2.    Bagaimana penyebab terjadinya pernikahan lebih dari satu kali?
3.    Bagaimana dengan keturunan-keturunan sekarang?


1.3    Tujuan Penulisan
1.    Mendiskripsikan latar belakang sejarah keluarga Bu Riyatin.
2.    Mendiskripsikan sebab-sebab terjadinya pernikahan lebih dari satu kali.
3.     Mendiskripsikan keturunan-keturunan sekarang.

1.4    Metode

1.    Pemilihan Topik
      Sejarah keluarga merupakan pemilihan topik yang saya gunakan dalam
penelitian sejarah. Karena sejarah keluarga merupakan sesuatu yang dekat
dengan kita dan mudah dalam mencari sumber sejarah.

 2.     Heuristik
      Penulis menggunakan metode wawancara dengan nenek saya dan mewawancarai Ibu saya untuk mengumpulkan data yang penulis inginkan. Penulis mengumpulkan data dari kedua  wawancara tersebut dan  agar bisa dibandingkan dan bisa mengetahui perbedaannya.
          Dan untuk sumber primer penulis menggunakan buku sebagai data pendukungnya.

3.    Kritik
    a)     Kritik Ekstrinsik
        Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan nenek saya menjelaskan
bahwa, awalnya orang tua dari Bu riyatin yaitu yang bernama bapak Tarub dan istrinya yang bernama Ibu Markani. Beliau lahir pada tanggal 01 Januari 1942. Kemudian orang tua beliau menikahkan anaknya yang bernama bu riyatin dengan bapak Jandi orang Precet, yang kedua Bu Riyatin menikah dengan Bapak Pardi orang prapatan,yang ketiga menikah dengan Bapak Ngatemon orang Tumpang, Beliau lahir pada tanggal 03 Maret 1933, dan setelah itu menikah terakhir dengan Bapak Slamet orang Madura,dimana selama dengan Bapak Slamet Cuma sebentar,kemudian akhirnya Bu riyatin balik menikah lagi dengan Bapak Ngatemon.dan sampai sekarang,namun sayang sekarang,Bapak Ngatemon telah meninggal dunia karena beliau sakit cukup lama sekitar 2-3 tahun. Dalam setiap perceraian semua factor yang menyebabkan terjadinya perceraian hampir sama antara satu dengan yang lainnya.

    b)     Kritik Intrinsik
        Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan Ibu  saya
menjelaskan bahwa Bu Riyatin mempunyai jumlah anak secara keseluruhan dari tiap-tiap suaminya yaitu berjumlah 6, yang pertama dengan Bapak Jandi mempunyai seorang anak bernama Ismanu, yang kedua dengan Bapak Pardi mempunyai seorang anak bernama Bapak Jono yang sekarang menjadi Pakde saya, yang ketiga dengan Bapak Ngatemon,di karuniai 4 anak,yaitu bernama Ibu Mistin, Ibu Jaswati, Bapak Misnan, dan Ibu Mislikah yang terkhir. Ibu Mislikah merupakan Ibu kandung saya. 

4.    Interprestasi
        Menurut pendapat saya, Ibu Riyatin merupakan nenek saya, Beliau merupakan anak dari Bapak Tarub dan Ibu Markani.  Beliau adalah seorang anak yang rajin.Namun sayang karena factor ekonomi akhirnya beliau hanya bisa sekolah sampai tingkat sd. Setelah lulus sd,beliau ingin membantu orang tuanya untuk bekerja, dan Alhamdulillah beliau bekerja dengan cara menjual aneka makanan di pasar seperti ketan bubuk,ketan bakar,dll. Kemudian sekitar usia 17 tahun, beliau dijodohkan oleh kakanya yang bernama Ibu Tarmini untuk menikah,lalu yang pertama beliau dijodohkan dengan Bapak Jandi, dan dikaruniai seorang anak. Karena ada suatu permasalahan,akhirnya beliau cerai.
        Kemudian yang kedua, beliau dijodohkan dengan Bapak Pardi hanya berselang beberapa tahun beliau kembali cerai, lagi-lagi adanya suatu permasalahan dalam rumah tangganya. Setalah itu yang ketiga, beliau juga dijodohkan dengan Bapak Ngatemon,dimana beliau dikaruniai sebanyak 4 anak. Lalu muncul beberapa permasalahan akhirnya beliau cerai. Dan yang ke empat kalinya beliau menikah dengan bapak Slamet,namun saying beliau belum dikaruniai seorang anak. Tak lama kemudian Suami dari beliau meninggalkannya dan meminta cerai dengan beliau. Dan pada akhirnya beliau kembali lagi menikah dengan Bapak Ngatemon. Namun saying beberapa tahun kemudian Bapak Ngatemon mengalami sakit yang cukup lama kira-kira sekitar 3 tahun. Dan akhirnya Bapak Ngatemon meninggal dunia. Dan untuk beliau sendiri Alhamdulillah beliau sampai sekarang masih diberi panjang umur.

4.     Historigrafi
•    Bab I
Berisi tentang latar belakang dari judul makalah yang saya buat, yakni
“Sekilas Sejarah Keluarga Ibu Riyatin”. Sehingga masalah
umum dalam makalah ini dapat dirumuskan yaitu, bagaimana sekilas
      sejarah keluarga Ibu Riyatin? Sebaliknya, masalah khusus dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.    Bagaimana latar belakang sejarah keluarga Ibu Riyatin?
2.    Bagaimana penyebab terjadinya pernikahan lebih dari satu kali ?
3.    Bagaimana dengan keturunan-keturunan sekarang?
Dalam bab I juga terdapat metode yang saya gunakan dalam penelitian
sejarah. Sejarah keluarga merupakan topik yang saya pilih dalam meneliti
sejarah, karena dekat dengan lingkungan kita dan dalam menemukan sumber
penelitian mudah didapat.

•    Bab II
Dalam bab II berisi tentang pembahasan yang saya bahas dari rumusan
masalah. Saya membahas mulai dari latar belakang keluarga Ibu Riyatin.
Dalam latar belakang keluarga Ibu Riyatin  ini,     Dijelaskan bahwa ayah dari  Ibu Riyatin bernama Baoak Tarub dan istrinya bernama Ibu Markani.
    Seiring berjalannya waktu, selama hidupnya Ibu Riyatin sudah menikah sebanyak empat kali. Namun dalam setiap pernikahannya,ditengah-tengah rumah tangganya selalu ada suatu permasalahan yang membuatnya sering melakukan perceraian. Dan pada akhirnya Ibu Riyatin terakhir kali menikah yaitu dengan menikah kembali dengan suami yang ketiga yang bernama Bapak Ngatemon. Namun,setelah beberapa tahun menikah,Bapak Ngatemon mengalami sakit yang cukup lama mungkin sekitar 3 tahun. Akhirnya Bapak Ngatemon selaku kakek saya meninggal dunia. Dan saat ini, Ibu Riyatin kini hidup dengan anak-anaknya dari suami ke 1,2, dan 3.
    Bab III
Dalam bab III berisi tentang penutup. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
    Setiap Pernikahan yang dialami oleh Ibu Riyatin ujung-ujungnya terdapat suatu permasalahan dalam rumah tangganya. Dan permasalahan-permasalahan itu hampir mirip penyebabnya. Yaitu masalah kurangnya rasa tanggub jawab sebagai seorang suami dalam membina keluarganya.
   
        Dari kesimpulan tersebut dapat kita sarankan supaya kita harus selalu pintar dalam memilih calon suami,dan tidak asal-asalan,harus diperhatikan bobot,bibit,dan bebetnya dalam menjalin rumah tangga. Sehingga dalam suatu rumah tangga terjalin hubungan yang harmonis,dengan begitu jika ada setiap permasalahan,dapat dirundingkan secara kebersamaan.sehingga terbentuk rumah tangga yang sakinah,mawaddah, dan warohmah.
   







BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Latar Belakang Sejarah Keluarga Ibu Riyatin
        Awalnya orang tua dari Ibu Riyatin yaitu Bapak Tarub dan Ibu Markani. Mereka bermatapencaharian sebagai Petani.Ibu Riyatin lahir di Malang,tanggal 01 Januari 1942, Beliau dirawat oleh orang tuanya sampai usia sekitar 12 tahun. Setelah ditinggal oleh orang tuanya,Ibu Riyatin kemudian dititipkan di rumah kakanya yang bernama Ibu Tarmini dan suaminya yang bernama Bapak Dul rachmat. Ibu Riyatin kemudian disekolahkan di sd negeri tumpang,beliau sangat rajin dan tekun dan sungguh-sungguh dalam belajar. Namun sayangnya beliau tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya karena masalah faktor ekonomi pada saat itu. Setelah itu, Ibu Riyatin ingin membantu keluarga dari Bapak Dul Rachmat dan Ibu Tarmini dengan mencoba mencari nafkah. Beliau akhirnya dapat mencari nafkah dengan cara beliau berjualan ketan bubuk dan ketan bakar di pasar. Selama berjualan di pasar,beliau berangkat pagi pukul 05.00 dan pulang siang sekitar pukul 01.00. Dan hasil penjualannya digunakan untuk membantu keluarga dari Bapak Dul Rachmat.
        Seiring berjalannya waktu, menginjak usia beliau yang sudah mencapai 17 tahun, Bapak Dul Rachmat mempunyai rencana untuk menjodohkan Ibu Riyatin dengan kenalannya Bapak Dul Rachmat yang bernama Bapak Jandi. Mendengar itu lalu Ibu Riyatin menyetujui dengan penjodohan dari Bapak Dul Rachmat. Dan sekitar tahun 1930, Ibu Riyatin melangsungkan pernikahan yang pertama kalinya dengan Bapak Jandi,orang dari desa Precet. Bapak Jandi adalah seorang petani yang mempunyai seperempat hektar. Beliau bermata pencaharian sebagai petani. Setelah beberapa bulan, Ibu Riyatin dikaruniai seorang anak yang diberi nama Ismanu, Semenjak masih kecil beliau sering sekali jarang di rumah, selalu saja keluar bermain dengan teman-temannya. Seiring perkembangannya, Ismanu semakin tumbuh dewasa,namun sayang, Ia tidak bisa berhitung. Kemudian Ia juga sama disekolahkan cuma sampai sd, dan akhirnya Ia bekerja sebagai buruh,kadang disuruh tetangganya ke sawah. Ia bermata pencaharian sebagai buruh tani.
        Beberapa tahun kemudian Bapak Jandi merasa tidak betah dengan kelakuan anaknya yang selau jarang di rumah. Tapi Ibu Riyatin selalu memanjakannya anaknya Ismanu. Lalu ia merasa tidak betah,sehingga Bapak Jandi menceraikan Ibu Riyatin dan kemudian Ia pergi dan tak ada kabar meninggalkan Ibu Riyatin. Setelah itu, Ibu Riyatin tinggal bersama keluarga Bapak Dul Rachmat dengan anaknya Ismanu. Setelah beberapa bulan Ismanu sudah dewasa. Tiba-tiba ia mau pamit pergi ke precet ke rumah temannya. Namun setelah 3 hari, Ismanu belum kunjung pulang ke rumah. Lalu Ibu Riyatin dan Bapak Dul Rachmat berusaha mencarinya. Sayangnya setelah hampir 1 bulan,sudah tidak ada kabar sampai saat ini.dan akhirnya Ismanu dinyatakan hilang.
        Beberapa tahun kemudian, Ibu Tarmini yang menjodohkan Ibu Riyatin dengan temannya yang bernama Bapak Pardi. Ia seorang dari desa Prapatan. Dan tanpa pikir panjang Ibu Riyatin akhirnya mau-mau saja dijodohkan. Kemudian akhirnya Ibu Riyatin menikah dengan Bapak Pardi untuk yang kedua kalinya. Waktu itu Bapak Pardi bekerja sebagai petani dimana ayahnya mempunyai lahan sekitar 2 atau 3 hektar. Beberapa bulan kemudian, Ibu Riyatin di dikaruniai seorang anak yang diberi nama Djono yang sekarang menjadi Pakde saya. Beliau dirawat dan disekolahkan sampai sd. Setelah itu Ia sudah mulai bekerja sebagai buruh tani . Setelah itu, entah kenapa Bapak Pardi tiba-tiba teringat dengan mantan istrinya yang membuatnya ingin kembali bersama mantan istrinya. Melihat itu,akhirnya Ibu Riyatin tidak mau lagi dengan Bapak Pardi karena selalu meninggalkannya. Dan tidak mau bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dan pada akhirnya Ibu Riyatin Menceraikannya. Dan akhirnya Bapak Pardi pergi menemui kembali mantan istrinya dan meninggalkan Ibu Riyatin, Setelah itu sudah tidak ada kabar lagi.
        Selang beberapa tahun,lagi-lagi Ibu Riyatin dijodohkan oleh Bapak Dul Rachmat dengan temannya yang bernama Bapak Ngatemon orang Tumpang. Bapak Ngatemon lahir di Malang tanggal 03 Maret 1933. Kemudian setelah Ibu Riyatin pikir-pikir, akhirnya Ibu Riyatin mau untuk menikah dengannya. Akhirnya mereka melangsungkan pernikahannya. Bapak Ngatemon selaku kakek saya,beliau bekerja sebagai buruh tani. Beberapa bulan kemudian,mereka telah dikaruniai 4 seorang anak, yang pertama bernama Mistin selaku bude saya, yang kedua bernama Jaswati juga selaku bude saya, yang ketiga bernama Misnan selaku pakde saya, dan yang ke empat Mislikah, selaku Ibu kandung saya. Mereka semuanya disekolahkan sampai lulus sd,kecuali Bapak Misnan yang disekolahkan sampai perguruan tinggi,karena Pada waktu itu Ibu Riyatin menginginkan kelak anaknya ada yang menjadi seorang guru. Pada waktu anak-anaknya masih kecil, Bapak Ngatemon selalu membentak-bentak Ibu Riyatin dengan nada yang sinis dan keras. Dan selalu merintah Istrinya. Karena terlalu keseringan seperti itu, akhirnya Ibu Riyatin mulai risuh dan mulai sudah tidak betah dengan kelakuan Bapak Ngatemon. Tak lama kemudian, akhirnya Ibu Riyatin menceraikan Suaminya.
        Setelah itu, akhirnya keluarga Bapak Dul Rachmat memberikan kebebasan memilih calon suami kepada Ibu Riyatin, mendengar itu Ibu Riyatin sangat bergembira karena sudah tidak terlalu dikekang. Tak lama kemudian, beliau bertemu dengan seseorang yang bernama Bapak Slamet, Ia berasal dari Madura. Ia juga anak dari seorang petani. Waktu itu Ibu Riyatin telah mewarisi lahan sawah milik orang tuanya yang cukup banyak. Setelah itu mereka saling menyukai,dan akhirnya mereka melangsungkan pernikahan. Namun sayangnya mereka masih belum dikaruniai seorang anak. Tetapi di luar dugaan,bahwa Bapak Slamet menikahi Ibu Riyatin hanya karena hartanya, sehingga sedikit demi sedikit harta Ibu Riyatin diambil oleh Bapak Slamet. Tahu itu akhirnya Ibu Riyatin kaget dengan kelakuan suaminya yang tega berbuat seperti itu. Dan akhirnya Ibu Riyatin menceraikan Bapak Slamet. Dan Bapak Slamet lalu pergi entah kemana dan tidak ada informasi lagi mengenainya.
        Tak lama kemudian Bapak Dul Rachmat menyarankan kepada Ibu Riyatin untuk menikah kembali dengan Bapak Ngatemon. Setelah dipikir beberapa minggu,akhirnya Ibu Riyatin mau menikah kembali dengan Bapak Ngatemon. Setelah itu watak dari Bapak Ngatemon mengalami perubahan,dimana yang dulu sangat egois,keras,kasar,dan suka menyuruh-nyuruh, waktu itu Ia mulai merubah kelakuannya dengan baik. Lalu Ibu Riyatin yakin dengan menikah kembali dengan Bapak Ngatemon. Seiring berjalannya waktu, tiba-tiba Bapak Ngatemon menderita penyakit tekanan darah tinggi yang menyebabkan Ia tidak bisa berbuat apa-apa,buat jalan saja sudah tidak bisa. Beliau menderita sakit semacam ini sudah cukup lama,mungkin sekitar 2 atau 3 tahunan. Setelah dibawa berobat kemanapun,penyakitnya tak kunjung sembuh. Dan akhirnya Bapak Ngatemon meninggal dunia pada tahun 2002.  Dan sampai saat ini Ibu Riyatin selaku nenek saya masih diberi panjang umur dan Alhamdulillah sampai sekarang ini beliau masih hidup dan tinggal besama anaknya selaku bude saya.                       
2.2    Penyebab terjadinya pernikahan lebih dari satu kali
        Pada awalnya sekitar tahun 1930 beliau menginjak usia 17 tahun, Ibu Riyatin dijodohkan oleh Bapak Dul Rachmat dengan temannya yang bernama Bapak Jandi. Waktu itu jika seseorang maumenikah pasti akan dijodohkan dengan pilihan orang tuanya atau saudara terdekatnya.Tanpa pikir panjang untuk yang pertama kalinya Ibu Riyatin menikah dengan Bapak Jandi orang Precet yang bekerja sebagai Petani. Kemudian mereka di karuniai seorang anak yang bernama Ismanu. Namun selama Ia masih kecil, ia selalu jarang di rumah. Ia selalu bermain dengan teman-temannya. Jika Ia bermain tidak mengenal waktu. Ia seringkali di tegur sama Bapak Jandi, namun kelakuannya masih tetap begitu saja. Tapi dibalik itu, Ibu Riyatin selalu memanjakan anaknya jika ia ditegur oleh Bapak Jandi. Dan akhirnya melihat kelakuan anaknya, Bapak Jandi sudah mulai tidak betah. Lalu ditengah-tengah rumah tangganya tiba-tiba Bapak Jandi sudah tidak mau bertanggung jawab dengan rumah tangganya. Sehingga Bapak Jandi menceraikan Ibu Riyatin dan Bapak Jandi lalu pergi dan sudah tidak ada kabar. Setelah itu Ismanu pamit mau pergi katanya mau ada urusan. Selang beberapa hari dia tak kunjung pulang,akhirnya setelah beberapa hari mencari juga masih tetap gak ada kabar, dan akhirnya Ismanu dinyatakan hilang.
        Dan kemudian, Ibu Tarmini lagi-lagi menjodohkan Ibu Riyatin dengan temannya yang bernama Bapak Pardi orang dari desa Prapatan.. Setelah berpikir beberapa hari, Ibu Riyatin akhirnya mau untuk menikah dengan Bapak Pardi. Dan untuk yang kedua kalinya mereke melangsungkan pernikahannya. Beberapa bulan kemudian mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Djono yang sekarang menjadi Pakde saya. Seiring berjalannya waktu, Bapak Pardi sudah mulai bosan berumah tangga dengan Ibu Riyatin, lalu ia teringat dengan mantan istrinya. Ia ingin kembali dengannya. Mengetahui hal itu Ibu Riyatin sudah tidak mau lagi berumah tangga dengan Bapak Pardi yang selalu memikirkan mantan istrinya dari pada memikirkan keluarganya. Bapak Pardi tidak mau bertanggung jawab untuk keluarganya, Dan akhirnya ibu Riyatin meminta cerai dengan bapak Pardi. Setelah itu Bapak Pardi pergi meninggalkan Ibu Riyatin dan menemui mantan istrinya dan sampai sekarang masih belum ada kabar.
         Beberapa tahun kemudian lagi-lagi bapak dul Rachmat menjodohkan Ibu Riyatin dengan temannya yang bernama Bapak Ngatemon yang sekarang menjadi kakek saya. Ibu Riyatin menganggap,Ia mempunyai seorang anak dari Bapak Pardi, tapi ia berpikir bahwa ia tidak mempunyai suami atau kepala dal rumah tangganya. Dan setelah berpikir cukup panjang, akhirnya Ibu Riyatin mau menikah dengan Bapak Ngatemon orang dari Tumpang yang bekerja sebagai buruh tani. Akhirnya mereka melangsungkan pernikahannya. Beberapa bulan kemudian,mereka telah dikaruniai 4 seorang anak, yang pertama bernama Mistin selaku bude saya, yang kedua bernama Jaswati juga selaku bude saya, yang ketiga bernama Misnan selaku pakde saya, dan yang ke empat Mislikah, selaku Ibu kandung saya. Pada waktu anak-anaknya masih kecil, Bapak Ngatemon selalu membentak-bentak Ibu Riyatin dengan nada yang sinis dan keras. Dan selalu merintah Istrinya. Karena terlalu keseringan seperti itu, akhirnya Ibu Riyatin mulai risuh dan mulai sudah tidak betah dengan kelakuan Bapak Ngatemon. Tak lama kemudian, akhirnya Ibu Riyatin menceraikan Suaminya.
        Setelah itu, akhirnya keluarga Bapak Dul Rachmat memberikan kebebasan memilih calon suami kepada Ibu Riyatin, mendengar itu Ibu Riyatin sangat bergembira karena sudah tidak terlalu dikekang. Setelah itu akhirnya Ibu Riyati memilih bapak Slamet orang Madura yang ia anggap cocok untuk menjadi suaminya. Tak lama kemudian mereka melangsungkan pernikahannya. Waktu itu Ibu Riyatin telah mewarisi lahan sawah milik orang tuanya yang cukup banyak. Namun sayangnya mereka masih belum dikaruniai seorang anak. Di tengah-tengah rumah tangga mereka, Tiba-tiba di luar dugaan,bahwa Bapak Slamet menikahi Ibu Riyatin hanya karena hartanya, sehingga sedikit demi sedikit harta Ibu Riyatin diambil oleh Bapak Slamet. Tahu itu akhirnya Ibu Riyatin kaget dengan kelakuan suaminya yang tega berbuat seperti itu. Dan akhirnya Ibu Riyatin menceraikan Bapak Slamet. Dan Bapak Slamet lalu pergi entah kemana dan tidak ada informasi lagi mengenainya.
        Tak lama kemudian Bapak Dul Rachmat menyarankan kepada Ibu Riyatin untuk menikah kembali dengan Bapak Ngatemon. Setelah dipikir beberapa minggu,akhirnya Ibu Riyatin mau menikah kembali dengan Bapak Ngatemon. Setelah itu watak dari Bapak Ngatemon mengalami perubahan,dimana yang dulu sangat egois,keras,kasar,dan suka menyuruh-nyuruh, waktu itu Ia mulai merubah kelakuannya dengan baik. Lalu Ibu Riyatin yakin dengan menikah kembali dengan Bapak Ngatemon. Setelah itu watak dari Bapak Ngatemon mengalami perubahan,dimana yang dulu sangat egois,keras,kasar,dan suka menyuruh-nyuruh, waktu itu Ia mulai merubah kelakuannya dengan baik. Lalu Ibu Riyatin yakin dengan menikah kembali dengan Bapak Ngatemon. Seiring berjalannya waktu, tiba-tiba Bapak Ngatemon menderita penyakit tekanan darah tinggi yang menyebabkan Ia tidak bisa berbuat apa-apa,buat jalan saja sudah tidak bisa. Beliau menderita sakit semacam ini sudah cukup lama,mungkin sekitar 2 atau 3 tahunan. Setelah dibawa berobat kemanapun,penyakitnya tak kunjung sembuh. Dan akhirnya Bapak Ngatemon meninggal dunia pada tahun 2002. 
        Jadi, berdasarkan cerita diatas, dapat diketahui sebab-sebab terjadinya pernikahan lebih dari satu kali. Yang pernikahan pertama dan kedua penyebabnya hampir sama yaitu kurangnya kepedulian dan rasa tanggung jawab dalam membina keluarganya, sehingga tidak mau melanjutkan rumah tangganya dan ingin meminta cerai. Untuk pernikahan yang ketiga, penyebabnya yaitu Watak dari Suaminya yang selalu berbuat egois terhadap istrinya yang membuat istrinya enggan lagi berumah tangga dengan suaminya dan akhirnya istrinya meminta untuk cerai. Lalu untuk pernikahan yang ke empat, penyebabnya adalah suaminya menikah tidak berdasarkan cinta, melainkan suaminya hanya mengicar hartanya saja, sehingga istrinya minta untuk menceraikannya


2.3    Keturunan-keturunan sekarang
        Ibu Riyatin sekarang merupakan nenek saya. Beliau mempunyai total jumlah anak 6. Yang pertama anaknya bernama Ismanu yang merupakan anak dari suami pertamanya yang bernama Bapak Jandi. Namun sampai saat ini belum diketahui kabarnya yang dinyatakan hilang.
        Lalu anaknya yang kedua bernama Djono yang sekarang menjadi Pakde saya, beliau merupakan anak dari Bapak Pardi,suami dari ibu Riyatin yang kedua. Bapak Djono sekarang mempunyai istri bernama Ibu Suci yang saya anggap beliau adalah Bude saya. Mereka dikaruniai 2 orang anak yakni bernama Tiwit yang saya anggap kakak keponakan saya yang sekarang sudah menikah dengan Mas wawan. Mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Cika. Saat ini anaknya masih kecil. Dan anaknya yang kedua bernama Mita yang saya anggap juga termasuk kakak keponakan saya. Beliau sudah menikah dengan Mas Petak.
        Kemudian anak yang ketiga dari Ibu Riyatin dikaruniai 4 seorang anak. Yang pertama anaknya bernama Ibu Mistin yang merupakan anak dari Bapak Ngatemon, suami dari Ibu Riyatin yang ketiga. Beliau saya anggap sebagai Bude saya. Beliau mempunyai seorang suami yang bernama Bapak Riyanto, namun sekarang Bapak Riyanto sudah meninggal dunia. Mereka di karuniai 3 orang anak. Yang pertama bernama Eko. Mas Eko saya anggap sebagai kakak keponakan saya. Beliau menikah dengan Mbak lila. Mereka dikaruniai sebanyak 2 orang anak. Yang bernama Aiya dan Ciyo. Yang saat ini juga masih kecil . Kemudian yang anak yang kedua dari Ibu Mistin bernama Enis. Beliau saya anggap sebagai kakak keponakan saya. Yang kini sudah mempunyai suami yang bernama sugeng. Dan masih belum dikaruniai seorang anak. Lalu anak ketiga dari ibu Mistin bernama Elis. Yang juga saya anggap sebagai kakak keponakan saya. Beliau sudah mempunyai suami yang bernama Ali. Mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Bilqis. Yang saat ini masih berusia balita .
        Kemudian anak yang ke empat dari Ibu Riyatin bernama Jaswati. Beliau merupakan anak dari bapak Ngatemon, suami ketiga dari Ibu Riyatin. Beliau merupakan Bude saya. Beliau mempunyai seorang suami yang bernama Miskat. Bapak Miskat saya anggap sebagai Pakde saya. Mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Fauzi. Beliau saya anggap sebagai kakak keponakan saya. Beliau mempunyai seorang istri yang bernama Mbak Dila. Mereka diakaruniai seorang anak yang bernama Alif. Saat ini Ia masih kecil.
        Kemudian anak yang kelima dari ibu Riyatin yaitu bernama Misnan,yang sekarang merupakan Pakde saya. Beliau merupakan anak dari Bapak Ngatemon, suami dari ibu Riyatin yang ketiga. Beliau mempunyai istri bernama Ibu Nurul. Mereka dikaruniai 2 orang anak. Yang pertama bernama Udin yang saya anggap adik keponakan saya. Saat ini Ia masih melanjutkan kuliah di Poltek Negeri Malang. Dan anaknya yang kedua bernama Novi. Yang juga saya anggap adik keponakan saya. Saat ini Ia masih sekolah di tingkat SMP.
        Kemudian anak ke enam dari Ibu Riyatin yaitu bernama Mislikah yang sekarang adalah Ibu kandung saya. Beliau merupakan anak dari Bapak Ngatemon, suami dari Ibu Riyatin yang ketiga. Beliau mempunyai seorang suami yang bernama Sayun. Bapak Sayun sekarang adalah merupakan Bapak kandug saya. Mereka dikaruniai 2 orang anak. Anak yang pertama bernama Andika Kurniawan saya sendiri, Saat ini masih melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Malang. Lalu yang kedua, anaknya bernama Agung Dwi Prasetyo yang merupakan adik kandung saya. Saat ini ia masih sekolah di Tingkat SMP               
    Berdasarkan keterangan-keterangan itu dapat diketahui bahwa jumlah total anak dari Ibu Riyatin sebanyak 6 orang anak. Beliau mempunyai seorang cucu sebanyak 10 orang. Beliau juga mempunyai buyut sebanyak  5 orang anak.














BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
        Dari sini dapat disimpulkan bahwa  Setiap Pernikahan yang dialami oleh Ibu Riyatin ujung-ujungnya terdapat suatu permasalahan dalam rumah tangganya. Dan permasalahan-permasalahan itu hampir mirip penyebabnya. Yaitu yang pertama masalah kurangnya rasa tanggub jawab sebagai seorang suami dalam membina keluarganya. Kemudian jika ingin melakukan suatu pernikahan haruslah didasari dengan rasa cinta yang tulus dan tidak selalu memandang harta atau kekayaan yang dimilikinya. Dan harus selalu setia kepada pasangannya.Serta jika terjadi suatu permasalahan, haruslah dibicarakan dengan secara kebersamaan.


3.2    Saran
     Dari kesimpulan tersebut dapat kita sarankan supaya kita harus selalu pintar dalam memilih calon suami,dan tidak asal-asalan,harus diperhatikan bobot,bibit,dan bebetnya dalam menjalin rumah tangga. Sehingga dalam suatu rumah tangga terjalin hubungan yang harmonis,dengan begitu jika ada setiap permasalahan,dapat dirundingkan secara kebersamaan.sehingga terbentuk rumah tangga yang sakinah,mawaddah, dan warohmah.
   










DAFTAR RUJUKAN

Kuntowijoyo.2001.Pengantar Ilmu Sejarah.Jogjakarta:Yayasan Bentang Budaya


     
 Narasumber
    Nama        :    Mbah Riyatin
TTL         :    Malang, 01 Januari 1942
Pekerjaan    :    Ibu rumah tangga
Status        :    Menikah
Alamat        :    Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang                                          

    Nama        :   Ibu Mislikah
TTL        :   Malang,06 Juni 1965
Pekerjaan    :   Ibu rumah tangga
Status        :   Menikah
Alamat        : tumpamg, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang








Lampiran

SILSILAH KELUARGA IBU RIYATIN

I.  Bapak Jandi + Ibu Riyatin                         ( Precet + Tumpang )
Anak :  
Ismanu                                                                ( Tumpang )

II. Bapak Pardi  + Ibu Riyatin                       ( Prapatan + Tumpang )        
Anak :
Djono                                                     ( Tumpang )

III. Bapak Ngatemon + Ibu Riyatin              ( Tumpang + Tumpang )       
Anak :
            Ibu Mistin                                             ( Tumpang )
    Ibu Jaswati                                            ( Tumpang )
    Bapak Misnan                  ( Singosari )
    Ibu Mislikah                                         ( Tumpang )

IV. Bapak Slamet + Ibu Riyatin                       ( Madura + Tumpang )
Anak :   
    -
Silsilah keturunan keluarga dari keluarga Ibu Riyatin
I.    Bapak Djono + Ibu Suci
Anak :
1.    Tiwit            Wawan
1  Cika
2.    Mita            Petak



II.    Bapak Riyanto + Ibu Mistin
Anak :
1.    Eko             Lila
1      Aiya
2      Ciyo



2.    Enis            Sugeng

3.    Elis            Ali

1.    Bilqis

III.    Bapak Miskat + Ibu Jaswati
Anak :
1.    Fauzi                  Dila
Alif

IV.    Bapak Misnan + Ibu Nurul
Anak :
1.    Udin
2.    Novi

V.    Bapak Sayun + Ibu Mislikah
Anak :
1.     Andika
2.     Agung
   


Oleh :
Andika Kurniawan (130732607188)/Offering G
 
Gambar : Foto Mbah Riyatin


Gambar : Foto ktp Mbah Ngatemon dan Mbah Riyatin tahun 1993

Gambar : Foto ktp Mbah Ngatemon  dan Mbah Riyatin tahun1976-1981



Gambar : Foto ibu Mislikah menjadi Narasumber

Gambar : Foto KK Mbah Riyatin












Tidak ada komentar:

Posting Komentar