Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 08 Desember 2013




SEJARAH AWAL PERKENALAN BAPAK KHOTIMUL HAMZAH DENGAN IBU SITTI ROHEMATUL JANNAH DAN PERJALANAN HIDUP BAPAK KHOTIMUL HAMZAH DALAM MENJALANKAN RUMAH TANGGA.
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar ilmu sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah W.P.Utami,Sp.d.,S.Hum.,M.Pd.




Oleh
Devi Sriwiyanti Hamzah  130732607196






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember  2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota")adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya.Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Dalam keluarga kita harus mempunyai Fungsi yang dijalankan keluarga adalah: Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak, Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik, Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman, Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga, Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia, Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga, dan Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Kelaurga juga mempunyai banyak tugas antara lain disebutkan oleh penulis adalah dalam pemeliharaan fisik keluarga, yaitu memberikan perlindungan terhadap keluarganya. Yang kedua pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, agar setiap anggota keluarga terpenuhi apa yang di inginkan.

1.2  RUMUSAN MASALAH.
1.Bagaimana sejarah awal perkenalan bapak Khotimul Hamzah dengan ibu Rohematul Jannah ?
2.Bagaimana perjalanan hidup bapak Khotimul Hamzah dalam menjalankan rumah tangganya bersama ibu Sitti Rohematul Jannah dan Anaknya.?
1.3TUJUAN
 1.Untuk mengetahui perkenalan Bapak Khotimul Hamzah dengan Ibu Sitti Rohematul Jannah.
2.Untuk mengetahui perjalanan hidup Bapak Khotimul Hamzah dalam menjalankan rumah tangganya bersama Ibu Sitti Rohematul Jannah dan Anaknya.
1.4 METODE
Secara sederhana penelitian sejarah dapat dijelaskan dalam beberapa langkah, yaitu heuristic, kritik, Interprestasi, dan historiografi (Hariyono, 1995:109-112).


1.Pemilihan topik.
Penulis memilih topik yang membahas mengenai sejarah keluarga Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah, yang merupakan orang tua dari penulis tersebut. Penulis memilih topik ini karena ingin mengetahui lebih dalam mengenai sejarah orang tua penulis dari awal perkenalan sampai perjalanan hidup rumah tangganya.
2.Heuristik.
melakukan pelacakan dan pengumpulan sumber-sumber sejarah (sjamsuddin,1996:22). Metode pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu melakukan metode wawancara mendalam kepada Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah.
3.Kritik-kritik eksternal dan internal terhadap sumber-sumber primer (otentisitas sumber, saksi mata yang kompeten, tertimoni yang dapat dipercaya) (Sjamsuddin, 1996:22). Penulis mengumpulkan hasil wawancara dari narasumber dan penulis juga mengumpulkan data-data yang didapat untuk lebih menguatkan hasil wawancara.
4.Penafsiran.
Untuk mendapatkan kesimpulan dan maknanya (Sjamsuddin, 1996:22). Dalam makalah ini penulis mencoba untuk mengajak pembaca menginterprestasikan sejarah awal perkenalan Bapak Khotimul Hamzah dengan Ibu Sitti Rohematul Jannah sampai menjalankan hidup rumah tangganya.
5.Penulisan sejarah atau historiografi sebagai laporan atau gambaran masa lampau yang tersusun secara sistematis, bulat dan jelas dalam bentuk cerita sejarah (Sjamsuddin,1996:22). Penulis menjelaskan latar belakang serta metode dalam penulisan sejarah. Mengenai sejarah awal perkenalan sampai perjalanan keluarga dari orang tua penulis.








BAB II
PEMBAHASAN

21. SEJARAH AWAL PERKENALAN BAPAK KHOTIMUL HAMZAH dengan IBU SITTI ROHEMATUL JANNAH.

Kisah cinta nyata terjadi  sekali dan semoga tak terputus sampai akhir hayat. Perkenalanku dengan gadis tetangga mulai sejak anak –anak.  Namun sejak SMA kelas 3  dan dia  duduk di kelas 2 SMA  kami bertemu  setelah Bapak Khotimul Hamzah membantu temannya  mencari pinjaman Uang Biaya Kuliah pada orang tua perempuan yang sekarang menjadi mertuanya, keakraban Bapak Khotimul Hamzah dengan gadis tetangganya itu yang bernama Ibu Sitti Rohematul Jannah lama – lama  berbuah menjadi cinta, dalam kehidupan orang Madura  tidak boleh dalm berpacaran sering bertemu. Karena seringnya Bapak Khotimul Hamzah dengan Ibu Sitti Rohematul Jannah bertemu akhirnya mereka bertunangan pada usia muda. Alasannya karena agar tidak timbul fitnah terhadap tetangga di setitarnya. Bapak Khotimul Hamzah berasal dari sebuah keluarga yang sederhana dari Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu. Kabupaten Pamekasan. Sedangkan Ibu Sitti Rohematul Jannah juga berasal dari keluarga yang sederhana dari Desa Paninggin, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
Setelah tamat SMA Bapak Khotimul Hamzah melanjutkan di sebuah PTS di malang.  pada semester ke 3 Bapak Khotimul Hamzah diwajibkan Menikah dengan gadis tetangganya itu yang baru tamat dari SMA yang bernama Ibu Sitti Rohematul Jannah. Alasan Orang TUa  agar Bapak Khotimul Hamzah tidak tergoda dan terpikat pada gadis Lain di Kota dingin malang itu. Dalam kehidupan berkeluarga pada umur muda  ( 21 TAhun ) dan Bapak Khotimul Hamzah sedang menempuh pendidikan di luar kota Berat rasanya Menjalankan Lika-Liku Hidup dimana harus menanggung Beban Keluarga dan Study juga harus dicapai, pernikahan dirayakan pada 20 Maret 1990  dengan tanpa pesta resepsi, hiburan, shoting Video  hanya dilaksanakan abdun nikah disaksikan kerabat dekat dan tetangga dekat di rumah mempelai wanita. Acara pernikahan Bapak Khotimul Hamzah dengan Ibu Sitti Rohematul Jannah berlangsung dengan sederhana namun berjalan dengan khidmat. Sehari sebelum pernikahan berlangsung pintu gerbang rumah mempelai wanita dihiasi dengan tarub,dan dihias dengan daun kelapa muda atau jamur kuning.

2.2 PERJALANAN HIDUP BAPAK KHOTIMUL HAMZAH DALAM MENJALANKAN RUMAH TANGGAN BERSAMA ISTERINYA.

 Dengan jarak  berjauhan dengan isteri  Bapak Kotimul Hamzah sering pulang ke kampung halamannya , karena beliau harus mengurusi isterinya yang berapa di kampungnya. Dengan seringnya Bapak Khotimul Hamzah pulang ke kampung halamannya, sehingga kuliah Bapak Khotimul Hamzah sampai mencapai waktu 5,5 tahun. pada tanggal 14 September 1991, Lahirlah Putera Bapak Khotimul Hamzah yang pertama yang bernama Rahmad Raviyanto Hamzah. Setelah punya anak Bapak Khotimul Hamzah pulang kampung di lakukan 1 bulan sekali bahkan 2 Bulan sekali. Pemahaman orang Madura banyak anak banyak rezeki  maka isteri Bapak Khotimul Hamzah tidak di perbolehkan mengikuti KB. Menurut Bapak Khotimul Hamzah Sebagai orang tua yang masih kuliah tentunya sangat berat dalam menghadapi hidup. Kehidupan harus menanggung seorang anak dan isteri tanpa penghasilan bahkan kuliah Bapak Khotimul Hamzah dibiayai oleh paman karena orang tua Bapak Khotimul Hamzah telah meninggal dunia sejak Bapak Khotimul Hamzah masih dalam kandungan ibunya  yang masih berumur 3 Bulan.
Ketika anak Bapak Khotimul Hamzah yang pertama ini berumur 40 hari Bapak Khotimul Hamzah tidak dapat mempersembahkan 2 ekor kambing sebagai Aqiqoh sekalipun hukumnya sunnah. Untung ibu mertua Bapak Khotimul Hamzah mengikuti jema’ah tariqoh maka di empat puluh hari anak Bapak Khotimul Hamzah dapat dirayakan walaupun dengan perayaan yang sangat sederhana. Menurut Bapak Khotimul Hamzah Bagi bayi pada umumnya ASI merupakan makanan utama apalagi ditambah susu, sayur dan buah. Tapi bagi anak Bapak Khotimul Hamzah tidak dapat merasakan yang seperti itu. Anak Bapak Khotimul Hamzah selama bayi hanyalah merasakan susu, air sisa nanak nasi, pisang ditambah nasi sebagai tambahan ASI untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak bayi Bapak Khotimul Hamzah.
Untuk menunjang kehidupan ekonomi keluarga isteri Bapak Khotimul Hamzah pandai berusaha dengan cara berjualan kerupuk, Rujak dan camilan desa dengan modal yang sangat kecil dengan pendapatan yang sangat kecil dan terpisah dari suami isterinya sangat lelah, capek dalam menghadapi  hidup. Keinginan untuk hidup senang, bahagia demi buah hati yang dapat meringankan keadaan saat itu.



Kehidupan orang Madura bagi keluarga baru sulit untuk dipisahkan dengan orang tua namun Bapak Khotimul Hamzah dan keluarganya berusaha untuk hidup mandiri sekalipun dalam kehidupan yang serba kekurangan. Kesabaran dan ketabahan isterinya akan membuahkan hasil yang baik dan sempurna kelak.
Dirantau dalam menuntut ilmu Bapak Khotimul Hamzah tidak pernah membeli buku, Laptop, HP, Sepeda Motor bahkan sepeda Ontel saja Bapak Khotimul Hamzah tidak membelinya juga.untuk memenuhi Kekurangan Kebutuhan kuliah Bapak Khotimul Hamzah banyak Temen – temennya yang seasal dari Madura juga sangat membantu memenuhi kebutuhannya.
Jauh dengan anak isteri rasa kangen dan rindu kepadanya sering menyelimutinya terutama saat malam. Pernah suatu ketika raungan tangis bayi terdengar dari rumah sebelah kos Bapak Khotimul Hamzah sangat nyaring dan lama sehingga membuatnya teringat pada anak yang baru berumur setahun, saat itu pula di tengah malam yang sangat sunyi Bapak Khotimul Hamzah langsung pulang ke kampong halamannya karena teringat kepada anaknya yang jauh disana.
Dua  tahun kemudian lahirlah anak Bapak Khotimul Hamzah yang kedua tepatnya tanggal  09 Februari 1993 yang bernama Hamid Qumar Hamzah. Ketika anaknya yang kedua lahir ternyata Laki – laki lagi,Bapak Khotimul Hamzah melarang isterinya mengikuti KB sebelum ada anak perempuan dalam kehidupan keluarga Bapak Khotimul Hamzah. Anaknya yang ke 2 juga belum mendapatkan persembahan 2 ekor kambing Aqiqoh karena Bapak Khotimul Hamzah masih sebagai mahasiswa dan belum memiliki pendapat Tetap.
Waktu berjalan seiring dengan langkah perjuangan Bapak Khotimul Hamzah dalam menutut ilmu dirantau. Dengan dua anak beban hidup Bapak Khotimul Hamzah semakin berat utamanya isterinya yang mengurusi dua puteranya yang jauh dengan Bapak Khotimul Hamzah sebagai ayahnya. Syukur anak – anaknya tumbuh sehat, cerdas selaras dengan anak – anak yang sebaya di kampungknya, mainan, makanan, dan kebutuhan sebagai lazimnya anak – anak dapat kami penuhi bersama mamanya. Meskipun Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah berkehidupan sederhana tapi kebutuhan anak-anaknya tetap dipenuhi.
Kebiasaan pulang kampung sebagai mahasiswa satu kali dalam sebulan tidak dapat Bapak Khotimul Hamzah di hindari karena demi mengurangi rasa rindu dan kangen kepada anak dan isterinya. Sungguh diluar dugaan dimana kuliahnya belum selesai anaknya yang ke tiga lahir tepatnya pada tanggal 09 Januari 1995 lahirlah anaknya yang ke tiga dan ternyata perempuan yang bernama Devi Sriwiyanti Hamzah.Seekor kambing aqiqoh dapat Bapak Khotimul Hamzah persembahkan pada kelahiran puterinya yang ke tiga. Di empat puluh hari kelahirannyaBapak Khotimul Hamzah dapat merayakan dengan mengundang kerabat dekat dan tetangga untuk bersholawat dengan iringan gambus dimana Bapak Khotimul Hamzah mengikuti organisasi gambus tersebut.
Sebagai mahasiswa yang seharusnya selesai 4,5 tahun bisa selesai Bapak Khotimul Hamzah tidak dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu, hal ini dikarenakan di PTS ada ujian Lokal dan Ujian Kopertis ditambah lagi kebiasaan pulang karena harus mengurus anak – anak dan isteri Bapak Khotimul Hamzah.
Diusia satu tahun anaknya yang ketiga  Bapak Khotimul Hamzah dapat menyelesaikan studynya. Wisuda adalah impian dan kebanggaan bagi setiap mahasiswa dan orang tua dari Bapak Khotimul Hamzah. Di acara wisudanya Bapak Khotimul Hamzah tanpa adanya rombongan keluarga besarnya tapi Bapak Khotimul Hamzah hanya berangkat bersama isteri dan kedua anaknya yaitu anak yang ke satu dan kedua sedang anak yang ketiga bayi harus bersama neneknya. Karena usia anaknya yang ketiga masih kecil.
Sebagai seorang sarjana tiga anak dan satu isteri sangatlah berat dalam menghadapi hidup tanpa pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Usaha isterinya berjualan, pemberian paman dan saudara teman dan kerabat sangatlah membantu beban kehidupan Bapak Khotimul Hamzah. Bapak Khotimul Hamzah tidak pernah bekerja berat seperti halnya pekerjaan menjadi kuli dan mencangkul. Bapak Khotimul Hamzah hanya mencoba bekerja sebagai pekerja harian lepas pada perusahaan MPI yang bergerak di bidang pengeringan ikan teri. Bapak Khotimul Hamzah bekerja di MPI ini hanya berjalan selama satu tahun lamanya.
Dengan bermodalkan ijazah PTS Bapak Khotimul Hamzah mencoba Melamar sebagai guru GTT di MTsN Pademawu Pamekasan dan alhamdulillah Bapak Khotimul Hamzah bersyukur dapat diterima MTsN Pademawu Pamekasan ini.Dengan honor yang sangat kecil dan keluarga sangat besar, sangatlah tidak membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari Bapak Khotimul Hamzah. Usaha isteri Bapak Khotimul Hamzah dalam berjualan kecil – kecilan sangatlah membantu meringankan beban kehidupannya.
Kegiatan sebagai guru GTT hanya berjalan satu tahun lamanya. Pada Tahun 1997 Bapak Khotimul Hamzah mengikuti test CPNS dan dapat diterima dan ditempatkan di daerah Bapak Khotimul Hamzah sendiri yaitu di SMPN 1 Pademawu Pamekasan. Ini tentunya merupakan anugerah atas kesabaran isteri dan anak – anak Bapak Khotimul Hamzah. Dengan tiga anak yang sudah bersekolah dapat menggairahkan hidup Bapak Khotimul Hamzah bersama isterinya ini.akhirnya dengan di angkatnya Bapak Khotimul Hamzah menjadi guru PNS bisa mengurangi beban kehidupan keluarganya di bandingkan selama masih menjadi mahasiswa dan belum mempunyai penghasilan yang tetap itu.
Pada tanggal 07 september 2003 lahirlah anak Bapk Khotimul Hamzah yang ke 4 beliau sudah mempunyai penghasilan yang tetap yang sebagai Guru. sebagai seorang PNS Alhamdulillah Bapak Khotimul Hamzah dapat mempersembahkan seekor kambing kurban dan besholawat dengan iringan rebana. Anaknya yang keempat lebih beruntung dari pada anak – anaknya sebelumnya karena pendapatan dan kehidupan Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah mulai membaik dibandingkan ketiga anaknya dimana Bapak Khotimul Hamzah masih menjadi mahasiswa.

























BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Bapak Khotimul Hamzah menikah pada usia muda yaitu masih berumur 21 tahun dan masih menjalankan kuliahnya dan Ibu Sitti Rohematul Jannah rabu lulus SMA. perjuangan Bapak Khotimul Hamzah dalam menutut ilmu dirantau. Dengan dua anak beban hidup Bapak Khotimul Hamzah semakin berat utamanya isterinya yang mengurusi dua puteranya yang jauh dengan Bapak Khotimul Hamzah sebagai ayahnya.

3.2 saran
Dalam kehidupan sangatlah sulit mengejar kedua-duanya antara Cinta dan Cita – cita untuk itu kepada anak – anak remaja sekarang dan siapapun hendaknya Railah cita – cita setinggi langit  barulah mengejar Cintamu.Dan dalam suatu keluarga sudah sepatutnya kita mengetahui bagaimana sejarah keluarga orang tua kita. Agar keturunan-keturunannya nanti mengetahui kehidupan orang tuanya sebelumnya.




















DAFTAR RUJUKAN

Haryono.1995.Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Malang : Pustaka Jaya.

Sjamsuddin, H dan H. Ismaun.1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hamzah, Khotimul, 43 tahun, Desa Paninggin Rt/Rw : 01/05 Kecamatan Pademawu Kota Pamekasan, 23 November 2013, dikediaman Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah.







































Lampiran foto-foto :



Gambar pada pernikahan Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah.


Gambar mas saya anak Bapak Khotimul Hamzah yang pertama dan kedua















Ini adalah foto saya anak Bapak Khotimul Hamzah yang ketiga


Ini adalah foto adek saya anak Bapak Khotimul Hamzah yang keempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar