SEJARAH AWAL PERKENALAN BAPAK KHOTIMUL HAMZAH DENGAN
IBU SITTI ROHEMATUL JANNAH DAN PERJALANAN HIDUP BAPAK KHOTIMUL HAMZAH DALAM
MENJALANKAN RUMAH TANGGA.
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar ilmu sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah W.P.Utami,Sp.d.,S.Hum.,M.Pd.
Oleh
Devi Sriwiyanti Hamzah 130732607196
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keluarga (bahasa Sanskerta:
"kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti
"anggota")adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah
individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban,
tanggung jawab di antara individu tersebut.
Ada beberapa jenis keluarga, yakni:
keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga
konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka,
di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang
tua.Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis
keturunan di atas keluarga aslinya.Keluarga luas ini meliputi hubungan antara
paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai
berikut:Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-anaknya, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.Anak-anak melaksanakan
peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,
sosial, dan spiritual.
Dalam keluarga kita harus mempunyai
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah: Fungsi Pendidikan dilihat dari
bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak, Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik, Fungsi
Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman, Fungsi Perasaan dilihat dari
bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan
anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota
keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan
dalam keluarga, Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan
keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia, Fungsi
Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur
penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan
keluarga, dan Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara
keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Kelaurga juga mempunyai banyak
tugas antara lain disebutkan oleh penulis adalah dalam pemeliharaan fisik
keluarga, yaitu memberikan perlindungan terhadap keluarganya. Yang kedua
pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, agar setiap anggota
keluarga terpenuhi apa yang di inginkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH.
1.Bagaimana sejarah awal
perkenalan bapak Khotimul Hamzah dengan ibu Rohematul Jannah ?
2.Bagaimana perjalanan
hidup bapak Khotimul Hamzah dalam menjalankan rumah tangganya bersama ibu Sitti
Rohematul Jannah dan Anaknya.?
1.3TUJUAN
1.Untuk mengetahui perkenalan Bapak Khotimul
Hamzah dengan Ibu Sitti Rohematul Jannah.
2.Untuk mengetahui
perjalanan hidup Bapak Khotimul Hamzah dalam menjalankan rumah tangganya
bersama Ibu Sitti Rohematul Jannah dan Anaknya.
1.4
METODE
Secara
sederhana penelitian sejarah dapat dijelaskan dalam beberapa langkah, yaitu
heuristic, kritik, Interprestasi, dan historiografi (Hariyono, 1995:109-112).
1.Pemilihan topik.
Penulis memilih topik yang membahas
mengenai sejarah keluarga Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah,
yang merupakan orang tua dari penulis tersebut. Penulis memilih topik ini
karena ingin mengetahui lebih dalam mengenai sejarah orang tua penulis dari
awal perkenalan sampai perjalanan hidup rumah tangganya.
2.Heuristik.
melakukan pelacakan dan pengumpulan
sumber-sumber sejarah (sjamsuddin,1996:22). Metode pengumpulan data yang
penulis lakukan yaitu melakukan metode wawancara mendalam kepada Bapak Khotimul
Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah.
3.Kritik-kritik
eksternal dan internal terhadap sumber-sumber primer (otentisitas sumber, saksi
mata yang kompeten, tertimoni yang dapat dipercaya) (Sjamsuddin, 1996:22).
Penulis mengumpulkan hasil wawancara dari narasumber dan penulis juga
mengumpulkan data-data yang didapat untuk lebih menguatkan hasil wawancara.
4.Penafsiran.
Untuk mendapatkan kesimpulan dan
maknanya (Sjamsuddin, 1996:22). Dalam makalah ini penulis mencoba untuk
mengajak pembaca menginterprestasikan sejarah awal perkenalan Bapak Khotimul
Hamzah dengan Ibu Sitti Rohematul Jannah sampai menjalankan hidup rumah
tangganya.
5.Penulisan sejarah atau historiografi sebagai
laporan atau gambaran masa lampau yang tersusun secara sistematis, bulat dan
jelas dalam bentuk cerita sejarah (Sjamsuddin,1996:22). Penulis menjelaskan
latar belakang serta metode dalam penulisan sejarah. Mengenai sejarah awal
perkenalan sampai perjalanan keluarga dari orang tua penulis.
BAB
II
PEMBAHASAN
21.
SEJARAH AWAL PERKENALAN BAPAK KHOTIMUL HAMZAH dengan IBU SITTI ROHEMATUL
JANNAH.
Kisah cinta nyata terjadi sekali dan semoga tak terputus sampai akhir
hayat. Perkenalanku dengan gadis tetangga mulai sejak anak –anak. Namun sejak SMA kelas 3 dan dia
duduk di kelas 2 SMA kami
bertemu setelah Bapak Khotimul Hamzah
membantu temannya mencari pinjaman Uang
Biaya Kuliah pada orang tua perempuan yang sekarang menjadi mertuanya,
keakraban Bapak Khotimul Hamzah dengan gadis tetangganya itu yang bernama Ibu
Sitti Rohematul Jannah lama – lama
berbuah menjadi cinta, dalam kehidupan orang Madura tidak boleh dalm berpacaran sering bertemu.
Karena seringnya Bapak Khotimul Hamzah dengan Ibu Sitti Rohematul Jannah
bertemu akhirnya mereka bertunangan pada usia muda. Alasannya karena agar tidak
timbul fitnah terhadap tetangga di setitarnya. Bapak Khotimul Hamzah berasal
dari sebuah keluarga yang sederhana dari Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu.
Kabupaten Pamekasan. Sedangkan Ibu Sitti Rohematul Jannah juga berasal dari
keluarga yang sederhana dari Desa Paninggin, Kecamatan Pademawu, Kabupaten
Pamekasan.
Setelah tamat SMA Bapak Khotimul
Hamzah melanjutkan di sebuah PTS di malang.
pada semester ke 3 Bapak Khotimul Hamzah diwajibkan Menikah dengan gadis
tetangganya itu yang baru tamat dari SMA yang bernama Ibu Sitti Rohematul
Jannah. Alasan Orang TUa agar Bapak
Khotimul Hamzah tidak tergoda dan terpikat pada gadis Lain di Kota dingin
malang itu. Dalam kehidupan berkeluarga pada umur muda ( 21 TAhun ) dan Bapak Khotimul Hamzah sedang
menempuh pendidikan di luar kota Berat rasanya Menjalankan Lika-Liku Hidup
dimana harus menanggung Beban Keluarga dan Study juga harus dicapai, pernikahan
dirayakan pada 20 Maret 1990 dengan
tanpa pesta resepsi, hiburan, shoting Video
hanya dilaksanakan abdun nikah disaksikan kerabat dekat dan tetangga
dekat di rumah mempelai wanita. Acara pernikahan Bapak Khotimul Hamzah dengan
Ibu Sitti Rohematul Jannah berlangsung dengan sederhana namun berjalan dengan
khidmat. Sehari sebelum pernikahan berlangsung pintu gerbang rumah mempelai
wanita dihiasi dengan tarub,dan dihias dengan daun kelapa muda atau jamur
kuning.
2.2
PERJALANAN HIDUP BAPAK KHOTIMUL HAMZAH DALAM
MENJALANKAN RUMAH TANGGAN BERSAMA ISTERINYA.
Dengan jarak
berjauhan dengan isteri Bapak
Kotimul Hamzah sering pulang ke kampung halamannya , karena beliau harus
mengurusi isterinya yang berapa di kampungnya. Dengan seringnya Bapak Khotimul
Hamzah pulang ke kampung halamannya, sehingga kuliah Bapak Khotimul Hamzah sampai
mencapai waktu 5,5 tahun. pada tanggal 14 September 1991, Lahirlah Putera Bapak
Khotimul Hamzah yang pertama yang bernama Rahmad Raviyanto Hamzah. Setelah
punya anak Bapak Khotimul Hamzah pulang kampung di lakukan 1 bulan sekali
bahkan 2 Bulan sekali. Pemahaman orang Madura banyak anak banyak rezeki maka isteri Bapak Khotimul Hamzah tidak di
perbolehkan mengikuti KB. Menurut Bapak Khotimul Hamzah Sebagai orang tua yang
masih kuliah tentunya sangat berat dalam menghadapi hidup. Kehidupan harus
menanggung seorang anak dan isteri tanpa penghasilan bahkan kuliah Bapak
Khotimul Hamzah dibiayai oleh paman karena orang tua Bapak Khotimul Hamzah
telah meninggal dunia sejak Bapak Khotimul Hamzah masih dalam kandungan ibunya yang masih berumur 3 Bulan.
Ketika anak Bapak Khotimul Hamzah
yang pertama ini berumur 40 hari Bapak Khotimul Hamzah tidak dapat
mempersembahkan 2 ekor kambing sebagai Aqiqoh sekalipun hukumnya sunnah. Untung
ibu mertua Bapak Khotimul Hamzah mengikuti jema’ah tariqoh maka di empat puluh
hari anak Bapak Khotimul Hamzah dapat dirayakan walaupun dengan perayaan yang sangat
sederhana. Menurut Bapak Khotimul Hamzah Bagi bayi pada umumnya ASI merupakan
makanan utama apalagi ditambah susu, sayur dan buah. Tapi bagi anak Bapak
Khotimul Hamzah tidak dapat merasakan yang seperti itu. Anak Bapak Khotimul
Hamzah selama bayi hanyalah merasakan susu, air sisa nanak nasi, pisang
ditambah nasi sebagai tambahan ASI untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak bayi Bapak Khotimul Hamzah.
Untuk menunjang kehidupan ekonomi
keluarga isteri Bapak Khotimul Hamzah pandai berusaha dengan cara berjualan
kerupuk, Rujak dan camilan desa dengan modal yang sangat kecil dengan
pendapatan yang sangat kecil dan terpisah dari suami isterinya sangat lelah,
capek dalam menghadapi hidup. Keinginan
untuk hidup senang, bahagia demi buah hati yang dapat meringankan keadaan saat
itu.
Kehidupan orang Madura bagi
keluarga baru sulit untuk dipisahkan dengan orang tua namun Bapak Khotimul
Hamzah dan keluarganya berusaha untuk hidup mandiri sekalipun dalam kehidupan
yang serba kekurangan. Kesabaran dan ketabahan isterinya akan membuahkan hasil
yang baik dan sempurna kelak.
Dirantau dalam menuntut ilmu Bapak
Khotimul Hamzah tidak pernah membeli buku, Laptop, HP, Sepeda Motor bahkan
sepeda Ontel saja Bapak Khotimul Hamzah tidak membelinya juga.untuk memenuhi
Kekurangan Kebutuhan kuliah Bapak Khotimul Hamzah banyak Temen – temennya yang
seasal dari Madura juga sangat membantu memenuhi kebutuhannya.
Jauh dengan anak isteri rasa kangen
dan rindu kepadanya sering menyelimutinya terutama saat malam. Pernah suatu
ketika raungan tangis bayi terdengar dari rumah sebelah kos Bapak Khotimul
Hamzah sangat nyaring dan lama sehingga membuatnya teringat pada anak yang baru
berumur setahun, saat itu pula di tengah malam yang sangat sunyi Bapak Khotimul
Hamzah langsung pulang ke kampong halamannya karena teringat kepada anaknya
yang jauh disana.
Dua
tahun kemudian lahirlah anak Bapak Khotimul Hamzah yang kedua tepatnya
tanggal 09 Februari 1993 yang bernama
Hamid Qumar Hamzah. Ketika anaknya yang kedua lahir ternyata Laki – laki lagi,Bapak
Khotimul Hamzah melarang isterinya mengikuti KB sebelum ada anak perempuan
dalam kehidupan keluarga Bapak Khotimul Hamzah. Anaknya yang ke 2 juga belum
mendapatkan persembahan 2 ekor kambing Aqiqoh karena Bapak Khotimul Hamzah
masih sebagai mahasiswa dan belum memiliki pendapat Tetap.
Waktu berjalan seiring dengan
langkah perjuangan Bapak Khotimul Hamzah dalam menutut ilmu dirantau. Dengan
dua anak beban hidup Bapak Khotimul Hamzah semakin berat utamanya isterinya
yang mengurusi dua puteranya yang jauh dengan Bapak Khotimul Hamzah sebagai
ayahnya. Syukur anak – anaknya tumbuh sehat, cerdas selaras dengan anak – anak
yang sebaya di kampungknya, mainan, makanan, dan kebutuhan sebagai lazimnya
anak – anak dapat kami penuhi bersama mamanya. Meskipun Bapak Khotimul Hamzah
dan Ibu Sitti Rohematul Jannah berkehidupan sederhana tapi kebutuhan
anak-anaknya tetap dipenuhi.
Kebiasaan pulang kampung sebagai
mahasiswa satu kali dalam sebulan tidak dapat Bapak Khotimul Hamzah di hindari karena
demi mengurangi rasa rindu dan kangen kepada anak dan isterinya. Sungguh diluar
dugaan dimana kuliahnya belum selesai anaknya yang ke tiga lahir tepatnya pada
tanggal 09 Januari 1995 lahirlah anaknya yang ke tiga dan ternyata perempuan
yang bernama Devi Sriwiyanti Hamzah.Seekor kambing aqiqoh dapat Bapak Khotimul
Hamzah persembahkan pada kelahiran puterinya yang ke tiga. Di empat puluh hari
kelahirannyaBapak Khotimul Hamzah dapat merayakan dengan mengundang kerabat
dekat dan tetangga untuk bersholawat dengan iringan gambus dimana Bapak
Khotimul Hamzah mengikuti organisasi gambus tersebut.
Sebagai mahasiswa yang seharusnya
selesai 4,5 tahun bisa selesai Bapak Khotimul Hamzah tidak dapat
menyelesaikannya dengan tepat waktu, hal ini dikarenakan di PTS ada ujian Lokal
dan Ujian Kopertis ditambah lagi kebiasaan pulang karena harus mengurus anak –
anak dan isteri Bapak Khotimul Hamzah.
Diusia satu tahun anaknya yang ketiga Bapak Khotimul Hamzah dapat menyelesaikan
studynya. Wisuda adalah impian dan kebanggaan bagi setiap mahasiswa dan orang
tua dari Bapak Khotimul Hamzah. Di acara wisudanya Bapak Khotimul Hamzah tanpa
adanya rombongan keluarga besarnya tapi Bapak Khotimul Hamzah hanya berangkat
bersama isteri dan kedua anaknya yaitu anak yang ke satu dan kedua sedang anak
yang ketiga bayi harus bersama neneknya. Karena usia anaknya yang ketiga masih
kecil.
Sebagai seorang sarjana tiga anak
dan satu isteri sangatlah berat dalam menghadapi hidup tanpa pekerjaan dan
penghasilan yang tetap. Usaha isterinya berjualan, pemberian paman dan saudara
teman dan kerabat sangatlah membantu beban kehidupan Bapak Khotimul Hamzah. Bapak
Khotimul Hamzah tidak pernah bekerja berat seperti halnya pekerjaan menjadi
kuli dan mencangkul. Bapak Khotimul Hamzah hanya mencoba bekerja sebagai
pekerja harian lepas pada perusahaan MPI yang bergerak di bidang pengeringan
ikan teri. Bapak Khotimul Hamzah bekerja di MPI ini hanya berjalan selama satu
tahun lamanya.
Dengan bermodalkan ijazah PTS Bapak
Khotimul Hamzah mencoba Melamar sebagai guru GTT di MTsN Pademawu Pamekasan dan
alhamdulillah Bapak Khotimul Hamzah bersyukur dapat diterima MTsN Pademawu
Pamekasan ini.Dengan honor yang sangat kecil dan keluarga sangat besar,
sangatlah tidak membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari Bapak
Khotimul Hamzah. Usaha isteri Bapak Khotimul Hamzah dalam berjualan kecil –
kecilan sangatlah membantu meringankan beban kehidupannya.
Kegiatan sebagai guru GTT hanya
berjalan satu tahun lamanya. Pada Tahun 1997 Bapak Khotimul Hamzah mengikuti
test CPNS dan dapat diterima dan ditempatkan di daerah Bapak Khotimul Hamzah
sendiri yaitu di SMPN 1 Pademawu Pamekasan. Ini tentunya merupakan anugerah
atas kesabaran isteri dan anak – anak Bapak Khotimul Hamzah. Dengan tiga anak
yang sudah bersekolah dapat menggairahkan hidup Bapak Khotimul Hamzah bersama
isterinya ini.akhirnya dengan di angkatnya Bapak Khotimul Hamzah menjadi guru
PNS bisa mengurangi beban kehidupan keluarganya di bandingkan selama masih
menjadi mahasiswa dan belum mempunyai penghasilan yang tetap itu.
Pada tanggal 07 september 2003
lahirlah anak Bapk Khotimul Hamzah yang ke 4 beliau sudah mempunyai penghasilan
yang tetap yang sebagai Guru. sebagai seorang PNS Alhamdulillah Bapak Khotimul
Hamzah dapat mempersembahkan seekor kambing kurban dan besholawat dengan
iringan rebana. Anaknya yang keempat lebih beruntung dari pada anak – anaknya sebelumnya
karena pendapatan dan kehidupan Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul
Jannah mulai membaik dibandingkan ketiga anaknya dimana Bapak Khotimul Hamzah
masih menjadi mahasiswa.
BAB
III
PENUTUP
3.1
kesimpulan
Bapak Khotimul Hamzah menikah pada
usia muda yaitu masih berumur 21 tahun dan masih menjalankan kuliahnya dan Ibu
Sitti Rohematul Jannah rabu lulus SMA. perjuangan Bapak
Khotimul Hamzah dalam menutut ilmu dirantau. Dengan dua anak beban hidup Bapak
Khotimul Hamzah semakin berat utamanya isterinya yang mengurusi dua puteranya
yang jauh dengan Bapak Khotimul Hamzah sebagai ayahnya.
3.2
saran
Dalam kehidupan sangatlah sulit
mengejar kedua-duanya antara Cinta dan Cita – cita untuk itu kepada anak – anak
remaja sekarang dan siapapun hendaknya Railah cita – cita setinggi langit barulah mengejar Cintamu.Dan dalam suatu
keluarga sudah sepatutnya kita mengetahui bagaimana sejarah keluarga orang tua
kita. Agar keturunan-keturunannya nanti mengetahui kehidupan orang tuanya
sebelumnya.
DAFTAR
RUJUKAN
Haryono.1995.Mempelajari Sejarah Secara Efektif.
Malang : Pustaka Jaya.
Sjamsuddin, H dan H. Ismaun.1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hamzah, Khotimul, 43 tahun, Desa
Paninggin Rt/Rw : 01/05 Kecamatan Pademawu Kota Pamekasan, 23 November 2013,
dikediaman Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah.
Lampiran
foto-foto :
Gambar pada
pernikahan Bapak Khotimul Hamzah dan Ibu Sitti Rohematul Jannah.
Gambar mas saya
anak Bapak Khotimul Hamzah yang pertama dan kedua
Ini adalah foto saya
anak Bapak Khotimul Hamzah yang ketiga
Ini adalah foto
adek saya anak Bapak Khotimul Hamzah yang keempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar