Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 09 Desember 2013

HISTORIOGRAFI KELUARGA

SEJARAH SINGKAT PERJALANAN HIDUP
 KELUARGA BAPAK SAMAR


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Haryono,M.pd.



oleh
M.Syahrul Ilmi                        130732616131











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH

Desember 2013 




DAFTAR ISI

             Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................  i

BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
1.2     Perumusan Masalah......................................................................... 2
1.3     Tujuan Penulisan............................................................................. 2

BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Pemilihan Topik................................................................................ 3
2.2 Heuristik........................................................................................... 3
2.3 Kritk/Verifikasi................................................................................. 3
2.4 Interpretasi........................................................................................ 3
2.5 Historiografi..................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN
3.1Sejarah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Samar............................. 5

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................... 8
4.2 Saran................................................................................................. 8

DAFTAR RUJUKAN................................................................................ 10



 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang    
              Perkataan “sejarah” mula-mula berasal dari bahasa Arab “syajaratun” (baca ; syajarah) artinya “pohon kayu”. Pohon menggambarkan pertumbuhan terus menerus dari bumi ke udara dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buah. Memang di dalam kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau silsilah menurut Yamin dalam (Sjamsuddin & Ismaun, 1996: 2)
              Sejarah bukan hanya berarti pohon, dalam arti “pohon keluarga” juga tidak hanya berarti keturunan, asal-usul dan silsilah. Walaupun demikian kalau mempelajari sejarah, sedikit-sedikitnya tentu mempelajari cerita, keturunan, silsilah, riwayat, asal-usul tentang seseorang atau kejadian. Sepintas lalu telah diuraikan arti kata sejarah ditinjau dari sudut etimologi, yang menggambarkan sifat seperti pohon yang tumbuh. Namun demikian bukanlah dimaksudkan bahwa sejarah itu secara biologis, tumbuh, berkembang, berbuah atau tidak dan akhirnya mati. Sejarah memang tumbuh, hidup, berkembang dan bergerak terus dan akan berjalan terus tiada hentinya sepanjang masa.
Keluarga adalah sebuah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan bebebrapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan satu sama lain. Yang saling bekerja sama dalam satu hal dalam suatu kegiatan seperti halnya melakukan pekerjaan rumah yang terbagi-bagi dan selalu bekerja sama. Arti keluarga bagi peulis adalah segala-galanya yang tidak tergantikan dengan apapun, karena keluarga tempat kita untuk menyampaikan keluh kisah dalam keseharian melakukan kegiatan. Keluarga adalah orang pertama kita dalam membantu kesusahan masalah kita, disaat kita susah dan duka selalu ada untuk kita dan tidak pernah mengelu mengahadapi kita semua.
Keluarga mempunyai banyak fungsi yang tidak kita sadari itu. Antara lain fungsi tersebut yaitu pertama keluarga sebagai pendidik artinya keluarga mendidik kita dalam hal perilaku, tata aturan, kelakuan, cara bersosialisasi, dan dalam hal apapun agar kita semua bisa mempunyai bekal di hari nanti meski kita sudah sekolah di tempat yang formal. Fungsi kedua adalah sosialisasi, mengajarkan kita cara bergaul dan cara bersosialisasi dengan lingkungan sekitar agar kita tidak terjerumus dalam hal negatif. Fungsi ketiga adalah sebagi perlindungan yatu melindungi kita dalam kesehatan lahir dan batin. Yang keempat yaitu agama, memberikan cara kita pengajaran tentang agama mengenalkan kita terhadap Tuhan dan cara kita sholat denganNya. Yang kelima dalam segi ekonomis memberikan ekonomi kita agar kita bisa hidup. Yang terakhir memberikan kita kasih sayang, perhatian terhadap kita.
Keluarga juga mempunyai banyak tugas antara lain yang disebutkan penulis adalah dalam pemeliharaan fisik keluarga, yaitu memberikan perlindungan terhadap keluarganya. Yang kedua pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, agar setiap anggota keluarga terpenuuhi apa yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah
·         Bagaimana sejarah perjalanan hidup keluarga Bapak Samar ?

1.3 Tujuan
·         Menjelaskan Bagaimana sejarah perjalanan hidup keluarga Bapak Samar.




BAB II
METODE PENELITIAN

Secara sederhana penelitian sejarah dapat dijelaskan dalam beberapa langkah, yaitu heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi (Hariyono, 1995:109-112).

2.1  Pemilihan Topik
Penulis memilih topik sejarah keluarga yang berjudul sejarah singkat perjalanan hidup keluarga Bapak Samar, yang merupakan Kakek dari penulis makalah ini. Karena penulis ingin menceritakan sejarah pejalanan hidup dari keluarga Bapak Samar yang banyak peristiwa-peristiwa sejarah yang menarik untuk dijelaskan.

2.2  Heuristik
Penulis menggunakan metode wawancara dengan Bapak Arichan yang merupakan anak tertua dari Bapak Samar dan mengumpulkan data-data tertulis yang dimiliki oleh keluarga Bapak Samar.

2.3  Kritik/ Verifikasi
Penulis mengumpulkan data-data dari hasil wawancara dengan anak tertua Bapak Samar yaitu Bapak Arichan yang dinilai banyak mengetahui sejarah  perjalanan hidup keluarga Bapak Samar. Dan penulis juga mengumpulkan data-data tertulis yang dimiliki oleh keluarga Bapak Samar. Dengan membandingkan data dari wawancara dengan  data tertulis guna mendapatkan kefalitan dalam penulisan sejarah perjalanan hidup keluarga Bapak Samar.

2.4  Interpretasi
Keluarga Bapak Samar ini adalah keluarga yang harmonis.Dalam lingkungan sosial keluarga Bapak Samar juga dikenal sangat baik, salah satunya dibuktikan dengan lamanya Bapak Samar menjabat sebagai sekretaris desa, masyarakat suka karena beliau sangat bertanggung jawab atas tugasnya.

2.5  Historiografi
Pada bab 1 penulis menjelaskan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang akan bahas. Pada bab 2 dibahas bagaimana cara mencari informasi dengan cara melakukan wawancara kepada beberapa anggota keluarga Bapak Samar dan mengumpulkan data-data tertulis yang dimiliki keluarga Bapak Samar yang dapat memperkuat suatu peristiwa yang telah terjadi. Sedangkan bab 3 menjelaskan bagaimana isi dari perjalanan hidup hidup yang dijalani oleh keluarga Bapak Samar.




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Samar
Keluarga Bapak Samar adalah sebuah keluarga yang bisa dikatakan keluarga besar yang harmonis. Bapak Samar lahir pada tahun 1927 di Desa Sungonlegowo kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Sementara istri Beliau adalah Ibu Sakimi lahir pada 10 februari 1937 tempatnya juga sama di Desa Sungonlegowo kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Mereka menikah pada tahun 1953.
Bapak Samar memiliki  6 orang anak. Anak pertama Beliau lahir pada 6 April 1955 adalah seorang laki-laki yang bernama Bapak Arichan yang kemudian menikah dengan perempuan dari desa sebelah yang bernama Ibu Umiyatun, mereka menikah pada Jum’at 24 November 1978, saat itu Bapak Arichan berusia 22 tahun, sementara ibu Umiyatun saat itu berusia 17 tahun. Bapak Arichan saat itu bekerja sebagai petani Tambak ikan tetapi sekarang beliau bekerja sebagai tukang kayu, beliau beralih profesi karena tambak ikannya semakin tidak membuahkan hasil. Dari perkawinan Bapak Arichan dan Ibu Umiyatun mereka dikaruniai 3 orang anak, anak pertama perempuan lahir pada 30 Desember 1980 bernama Ilmiyatul Jariyah yang sekarang sudah menikah dan dikaruniai dua orang anak laki-laki. Anak kedua dari Bapak Arichan dan Ibu Umiyatun lahir pada 13 Februari 1995 yang bernama M.Syahrul Ilmi, yang sekaligus menjadi penulis makalah ini, dan anak ketiga lahir pada 23 Juni 2000.  
Pada 7 November 1958 Bapak Samar dan Ibu Sakimi melahirkan anak kedua perempuan yang bernama Ibu Antini, yang kemudian menikah dengan Bapak Farchan dari desa sebelah dan mempunyai dua orang anak perempuan, namun Ibu Antini sekarang sudah wafat dikarenakan sakid stroke yang dideritanya. Dan anak ketiga Bapak Samar dan Ibu Sakimi bernama Bapak Ainin yang lahir pada 1 April 1890, pada waktu itu Bapak Ainin meneruskan study di IKIP Malang kemudian menikah dengan gadis Malang bernama Ibu Lilik dan tinggal menetap di Malang. Mereka memiliki dua orang anak laki-laki, tetapi Istri  Bapak Ainin sekarang sudah wafat disaat mereka menunaikan ibadah Haji bersama di Makkah dan dimakamkan disana.
Kemudian anak keempat Bapak Samar dan Ibu Sakimi bernama Ibu Almiyah lahir pada 9 April 1965, kemudian menikah dengan Bapak Khoirul Huda, dan mempunyai dua anak laki-laki. Tetapi pada awalnya mereka ini tidak direstui oleh orang tua masing-masing. Namun dengan tidak direstuinya mereka, Ibu Almiyah tidak mau menikah selain dengan Bapak khoirul Huda. Pada akhirnya mereka direstui dan menikah.
Anak Bapak Samar dan Ibu Sakimi selanjutnya bernama Hariyatin lahir pada 26 Maret 1971 yang setiap harinya membantu Ibu Sakimi di Sawah tetapi sekarang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan tidak mau menikah sampai sekarang belum menikah. Anak yang terakhir dari Bapak Samar dan Ibu Sakimi lahir pada 7 Juli 1974 bernama Ibu Arti’anah yang kemudian menikah dengan Bapak Khusnul dan dikaruniai 1 anak laki-laki, tetapi suami Ibu Arti’anah sudah wafat saat bekerja di Negeri tetangga yaitu Malaysia.
            Dulu Bapak Samar adalah seorang petani sekaligus menjabat sebagai sekretaris desa ditempat beliau tinggal, dalam menjalankan tugasnya sebagai sekretaris desa beliau sangat bertanggung jawab atas tugasnya tersebut serta hubungan sosialnya dengan masyarakat juga baik sehingga masyarakat desa suka dengan beliau. Ditempat kelahirannya Bapak samar menjabat sebagai seketaris desa, beliau menjabat selama 40 tahun, waktu yang sangat lama, bisa dikatakan beliau sebagai seketaris desa terlama didesa tempat beliau lahir maupun didesa-desa yang lain bahkan mungkin menjabat sebagai seketaris desa terlama di Indonesia.
Sementara istrinya Ibu Sakimi hanya ibu rumah tangga dan terkadang membantu Bapak samar di sawah pada waktu Bapak samar tidak ada kerjaan dikantor desa. Ibu Sakimi melakukan pekerjaan di rumah seperti, memasak dan membersikan rumahnya. Rumah beliau hanya berdinding kayu dan masih beralaskan tanah, kira-kira 13 m dan 5 m. Dulu penerangan rumah Bapak Samar hanyalah sebuah lampu yang terbuat dari minyak tanah lampu tersebut bernama lampu teplok karena saat itu listrik sulit didapat didesa tersebut. Rumah Bapak Samar bertempat di pinggiran sungai dan transportasi yang sering digunakan pada waktu itu adalah perahu. Di setiap sore hari Bapak Samar selalu menyempatkan waktunya untuk keluarganya dan anak-anaknya untuk mengajarkan apa arti kehidupan dan cara mengajarkan dekat dengan Tuhan dan selalu menuturi perilaku yang baik dan perilaku yang harus dijauhi karena perbuatan yang tidak baik.
Bapak Samar sangat suka dengan kesenian wayang kulit, setiap ada pertunjukan wayang kulit didesanya atau didesa tetangga beliau selalu menyempatkan diri untuk menontonnya, sampai beliau hafal seakali mengenai cerita-cerita wayang dan mengoleksi banyak wayang dirumahnya bahkan beliau sering membuat wayang sendiri. Biasanya Bapak samar menceritakan wayang kepada kedua anak laki-lakinya yaitu Bapak Arichan dan Bapak Ainin, sehingga sampai sekarang Bapak Arichan dan Bapak Ainin sangat suka dengan kesenian wayang kulit.
            Pada tahun1992 Bapak Samar mengakhiri jabatannya sebagai seketaris desa karena usia yang semakin tua dan mulai terkena sakit sakitan. Beliau lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah karena sakit yang dideritanya. Akhirnya pada tahun 1998 Bapak samar wafat dirumah sakit Ibnu Sina Gresik dan dimakamkan dipemakaman umum tempat beliau lahir. Pada tahun 2003 Istri Bapak Samar yaitu Ibu Sakimi juga mulai terkena sakit-sakitan dan akhirnya wafat dan dimakamkan disebelah makam Bapak Samar.






BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga Bapak Samar adalah sebuah keluarga yang bisa dikatakan keluarga besar yang harmonis. Bapak Samar memiliki  6 orang anak. Anak pertama adalah seorang laki-laki yang bernama Bapak Arichan, anak kedua perempuan yang bernama Ibu Antini, anak ketiga  bernama Bapak Ainin, anak keempat bernama Ibu Almiyah, anak selanjutnya bernama Ibu Hariyatin, dan anak yang terakhir bernama Ibu Arti’anah.
 Dulu Bapak Samar adalah seorang petani sekaligus menjabat sebagai sekretaris desa tempat beliau tinggal, Sementara istrinya Ibu Sakimi hanya ibu rumah tangga dan terkadang membantu Bapak samar di sawah pada waktu Bapak samar tidak ada kerjaan dikantor desa. Bapak Samar sangat suka dengan kesenian wayang kulit, setiap ada pertunjukan wayang kulit. Biasanya Bapak samar menceritakan wayang kepada kedua anak laki-lakinya yaitu Bapak Arichan dan Bapak Ainin, sehingga sampai sekarang Bapak Arichan dan Bapak Ainin sangat suka dengan kesenian wayang kulit.
Pada tahun1992 Bapak Samar mengakhiri jabatannya sebagai seketaris desa usia yang semakin tua dan mulai terkena sakit sakitan. Akhirnya pada tahun 1998 Bapak samar wafat dirumah sakit Ibnu Sina Gresik dan dimakamkan dipemakaman umum tempat beliau lahir. Pada tahun 2003 Istri Bapak Samar yaitu Ibu Sakimi juga mulai terkena sakit-sakitan dan akhirnya wafat dan dimakamkan disebelah makam Bapak Samar.
4.2 Saran
Dalam penulisan sejarah khususnya penulisan sejarah keluarga hendaknya kita mencari data-data yang falit atau benar, sehingga kita bisa menulis cerita sejarah sesuai dengan kebenarannya dan tidak sampai terjadi manipulasi sejarah.




DAFTAR RUJUKAN

Hariyono. 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Malang: Pustaka Jaya.
Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Jogjakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Sjamsuddin, Helius & Ismaun, H. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta:
              Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Pendidikan Tenaga Akademik.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar