SEJARAH
SINGKAT PERJALANAN HIDUP
KELUARGA BAPAK SAMAR
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Haryono,M.pd.
oleh
M.Syahrul Ilmi 130732616131
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah..................................................................
1
1.2 Perumusan
Masalah.........................................................................
2
1.3 Tujuan
Penulisan.............................................................................
2
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Pemilihan Topik................................................................................
3
2.2 Heuristik...........................................................................................
3
2.3 Kritk/Verifikasi.................................................................................
3
2.4 Interpretasi........................................................................................
3
2.5 Historiografi.....................................................................................
4
BAB III PEMBAHASAN
3.1Sejarah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Samar............................. 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................
8
4.2 Saran.................................................................................................
8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkataan “sejarah” mula-mula
berasal dari bahasa Arab “syajaratun” (baca ; syajarah) artinya “pohon kayu”.
Pohon menggambarkan pertumbuhan terus menerus dari bumi ke udara dengan
mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta buah. Memang di dalam
kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan
atau silsilah menurut Yamin dalam
(Sjamsuddin & Ismaun, 1996: 2)
Sejarah bukan hanya berarti pohon,
dalam arti “pohon keluarga” juga tidak hanya berarti keturunan, asal-usul dan
silsilah. Walaupun demikian kalau mempelajari sejarah, sedikit-sedikitnya tentu
mempelajari cerita, keturunan, silsilah, riwayat, asal-usul tentang seseorang
atau kejadian. Sepintas lalu telah diuraikan arti kata sejarah ditinjau dari
sudut etimologi, yang menggambarkan sifat seperti pohon yang tumbuh. Namun
demikian bukanlah dimaksudkan bahwa sejarah itu secara biologis, tumbuh,
berkembang, berbuah atau tidak dan akhirnya mati. Sejarah memang tumbuh, hidup,
berkembang dan bergerak terus dan akan berjalan terus tiada hentinya sepanjang
masa.
Keluarga adalah
sebuah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
bebebrapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan satu sama lain. Yang saling bekerja sama dalam
satu hal dalam suatu kegiatan seperti halnya melakukan pekerjaan rumah yang
terbagi-bagi dan selalu bekerja sama. Arti keluarga bagi peulis adalah
segala-galanya yang tidak tergantikan dengan apapun, karena keluarga tempat
kita untuk menyampaikan keluh kisah dalam keseharian melakukan kegiatan.
Keluarga adalah orang pertama kita dalam membantu kesusahan masalah kita,
disaat kita susah dan duka selalu ada untuk kita dan tidak pernah mengelu
mengahadapi kita semua.
Keluarga
mempunyai banyak fungsi yang tidak kita sadari itu. Antara lain fungsi tersebut
yaitu pertama keluarga sebagai pendidik artinya keluarga mendidik kita dalam
hal perilaku, tata aturan, kelakuan, cara bersosialisasi, dan dalam hal apapun
agar kita semua bisa mempunyai bekal di hari nanti meski kita sudah sekolah di
tempat yang formal. Fungsi kedua adalah sosialisasi, mengajarkan kita cara
bergaul dan cara bersosialisasi dengan lingkungan sekitar agar kita tidak
terjerumus dalam hal negatif. Fungsi ketiga adalah sebagi perlindungan yatu melindungi
kita dalam kesehatan lahir dan batin. Yang keempat yaitu agama, memberikan cara
kita pengajaran tentang agama mengenalkan kita terhadap Tuhan dan cara kita
sholat denganNya. Yang kelima dalam segi ekonomis memberikan ekonomi kita agar
kita bisa hidup. Yang terakhir memberikan kita kasih sayang, perhatian terhadap
kita.
Keluarga juga
mempunyai banyak tugas antara lain yang disebutkan penulis adalah dalam
pemeliharaan fisik keluarga, yaitu memberikan perlindungan terhadap
keluarganya. Yang kedua pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam
keluarga, agar setiap anggota keluarga terpenuuhi apa yang diinginkan.
1.2
Rumusan Masalah
·
Bagaimana sejarah perjalanan hidup
keluarga Bapak Samar ?
1.3
Tujuan
·
Menjelaskan Bagaimana sejarah perjalanan
hidup keluarga Bapak Samar.
BAB II
METODE PENELITIAN
Secara sederhana penelitian sejarah
dapat dijelaskan dalam beberapa langkah, yaitu heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi (Hariyono,
1995:109-112).
2.1 Pemilihan Topik
Penulis
memilih topik sejarah keluarga yang berjudul sejarah singkat perjalanan hidup keluarga Bapak Samar, yang
merupakan Kakek dari penulis makalah ini. Karena penulis ingin menceritakan
sejarah pejalanan hidup dari keluarga Bapak Samar yang banyak
peristiwa-peristiwa sejarah yang menarik untuk dijelaskan.
2.2 Heuristik
Penulis
menggunakan metode wawancara dengan Bapak Arichan yang merupakan anak tertua
dari Bapak Samar dan mengumpulkan data-data tertulis yang dimiliki oleh
keluarga Bapak Samar.
2.3 Kritik/ Verifikasi
Penulis
mengumpulkan data-data dari hasil wawancara dengan anak tertua Bapak Samar
yaitu Bapak Arichan yang dinilai banyak mengetahui sejarah perjalanan hidup keluarga Bapak Samar. Dan
penulis juga mengumpulkan data-data tertulis yang dimiliki oleh keluarga Bapak
Samar. Dengan membandingkan data dari wawancara dengan data tertulis guna mendapatkan kefalitan
dalam penulisan sejarah perjalanan hidup keluarga Bapak Samar.
2.4 Interpretasi
Keluarga
Bapak Samar ini adalah keluarga yang harmonis.Dalam lingkungan sosial keluarga Bapak Samar juga dikenal sangat
baik, salah satunya dibuktikan dengan lamanya Bapak Samar menjabat sebagai
sekretaris desa, masyarakat suka karena beliau sangat bertanggung jawab atas
tugasnya.
2.5 Historiografi
Pada bab 1 penulis
menjelaskan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang akan bahas. Pada
bab 2 dibahas bagaimana cara mencari informasi dengan cara melakukan wawancara
kepada beberapa anggota keluarga Bapak Samar dan mengumpulkan data-data
tertulis yang dimiliki keluarga Bapak Samar yang dapat memperkuat suatu
peristiwa yang telah terjadi. Sedangkan bab 3 menjelaskan bagaimana isi dari
perjalanan hidup hidup yang dijalani oleh keluarga Bapak Samar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perjalanan Hidup Keluarga Bapak Samar
Keluarga
Bapak Samar adalah sebuah keluarga yang bisa dikatakan keluarga besar yang
harmonis. Bapak Samar lahir pada tahun 1927 di Desa Sungonlegowo kecamatan
Bungah kabupaten Gresik. Sementara istri Beliau adalah Ibu Sakimi lahir pada 10
februari 1937 tempatnya juga sama di Desa Sungonlegowo kecamatan Bungah
kabupaten Gresik. Mereka menikah pada tahun 1953.
Bapak
Samar memiliki 6 orang anak. Anak
pertama Beliau lahir pada 6 April 1955 adalah seorang laki-laki yang bernama
Bapak Arichan yang kemudian menikah dengan perempuan dari desa sebelah yang
bernama Ibu Umiyatun, mereka menikah pada Jum’at 24 November 1978, saat itu
Bapak Arichan berusia 22 tahun, sementara ibu Umiyatun saat itu berusia 17
tahun. Bapak Arichan saat itu bekerja sebagai petani Tambak ikan tetapi
sekarang beliau bekerja sebagai tukang kayu, beliau beralih profesi karena
tambak ikannya semakin tidak membuahkan hasil. Dari perkawinan Bapak Arichan
dan Ibu Umiyatun mereka dikaruniai 3 orang anak, anak pertama perempuan lahir
pada 30 Desember 1980 bernama Ilmiyatul Jariyah yang sekarang sudah menikah dan
dikaruniai dua orang anak laki-laki. Anak kedua dari Bapak Arichan dan Ibu
Umiyatun lahir pada 13 Februari 1995 yang bernama M.Syahrul Ilmi, yang
sekaligus menjadi penulis makalah ini, dan anak ketiga lahir pada 23 Juni 2000.
Pada
7 November 1958 Bapak Samar dan Ibu Sakimi melahirkan anak kedua perempuan yang
bernama Ibu Antini, yang kemudian menikah dengan Bapak Farchan dari desa
sebelah dan mempunyai dua orang anak perempuan, namun Ibu Antini sekarang sudah
wafat dikarenakan sakid stroke yang dideritanya. Dan anak ketiga Bapak Samar
dan Ibu Sakimi bernama Bapak Ainin yang lahir pada 1 April 1890, pada waktu itu
Bapak Ainin meneruskan study di IKIP Malang kemudian menikah dengan gadis
Malang bernama Ibu Lilik dan tinggal menetap di Malang. Mereka memiliki dua
orang anak laki-laki, tetapi Istri Bapak
Ainin sekarang sudah wafat disaat mereka menunaikan ibadah Haji bersama di
Makkah dan dimakamkan disana.
Kemudian
anak keempat Bapak Samar dan Ibu Sakimi bernama Ibu Almiyah lahir pada 9 April
1965, kemudian menikah dengan Bapak Khoirul Huda, dan mempunyai dua anak
laki-laki. Tetapi pada awalnya mereka ini tidak direstui oleh orang tua
masing-masing. Namun dengan tidak direstuinya mereka, Ibu Almiyah tidak mau
menikah selain dengan Bapak khoirul Huda. Pada akhirnya mereka direstui dan
menikah.
Anak
Bapak Samar dan Ibu Sakimi selanjutnya bernama Hariyatin lahir pada 26 Maret
1971 yang setiap harinya membantu Ibu Sakimi di Sawah tetapi sekarang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga dan tidak mau menikah sampai sekarang belum
menikah. Anak yang terakhir dari Bapak Samar dan Ibu Sakimi lahir pada 7 Juli
1974 bernama Ibu Arti’anah yang kemudian menikah dengan Bapak Khusnul dan
dikaruniai 1 anak laki-laki, tetapi suami Ibu Arti’anah sudah wafat saat
bekerja di Negeri tetangga yaitu Malaysia.
Dulu Bapak Samar adalah seorang
petani sekaligus menjabat sebagai sekretaris desa ditempat beliau tinggal,
dalam menjalankan tugasnya sebagai sekretaris desa beliau sangat bertanggung
jawab atas tugasnya tersebut serta hubungan sosialnya dengan masyarakat juga
baik sehingga masyarakat desa suka dengan beliau. Ditempat kelahirannya Bapak
samar menjabat sebagai seketaris desa, beliau menjabat selama 40 tahun, waktu
yang sangat lama, bisa dikatakan beliau sebagai seketaris desa terlama didesa
tempat beliau lahir maupun didesa-desa yang lain bahkan mungkin menjabat sebagai
seketaris desa terlama di Indonesia.
Sementara
istrinya Ibu Sakimi hanya ibu rumah tangga dan terkadang membantu Bapak samar di
sawah pada waktu Bapak samar tidak ada kerjaan dikantor desa. Ibu Sakimi melakukan
pekerjaan di rumah seperti, memasak dan membersikan rumahnya. Rumah beliau
hanya berdinding kayu dan masih beralaskan tanah, kira-kira 13 m dan 5 m. Dulu
penerangan rumah Bapak Samar hanyalah sebuah lampu yang terbuat dari minyak
tanah lampu tersebut bernama lampu teplok karena saat itu listrik sulit didapat
didesa tersebut. Rumah Bapak Samar bertempat di pinggiran sungai dan
transportasi yang sering digunakan pada waktu itu adalah perahu. Di setiap sore
hari Bapak Samar selalu menyempatkan waktunya untuk keluarganya dan anak-anaknya
untuk mengajarkan apa arti kehidupan dan cara mengajarkan dekat dengan Tuhan
dan selalu menuturi perilaku yang baik dan perilaku yang harus dijauhi karena
perbuatan yang tidak baik.
Bapak
Samar sangat suka dengan kesenian wayang kulit, setiap ada pertunjukan wayang
kulit didesanya atau didesa tetangga beliau selalu menyempatkan diri untuk
menontonnya, sampai beliau hafal seakali mengenai cerita-cerita wayang dan
mengoleksi banyak wayang dirumahnya bahkan beliau sering membuat wayang sendiri.
Biasanya Bapak samar menceritakan wayang kepada kedua anak laki-lakinya yaitu
Bapak Arichan dan Bapak Ainin, sehingga sampai sekarang Bapak Arichan dan Bapak
Ainin sangat suka dengan kesenian wayang kulit.
Pada tahun1992 Bapak Samar
mengakhiri jabatannya sebagai seketaris desa karena usia yang semakin tua dan
mulai terkena sakit sakitan. Beliau lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah
karena sakit yang dideritanya. Akhirnya pada tahun 1998 Bapak samar wafat
dirumah sakit Ibnu Sina Gresik dan dimakamkan dipemakaman umum tempat beliau
lahir. Pada tahun 2003 Istri Bapak Samar yaitu Ibu Sakimi juga mulai terkena
sakit-sakitan dan akhirnya wafat dan dimakamkan disebelah makam Bapak Samar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga
Bapak Samar adalah sebuah keluarga yang bisa dikatakan keluarga besar yang
harmonis. Bapak Samar memiliki 6 orang
anak. Anak pertama adalah seorang laki-laki yang bernama Bapak Arichan, anak
kedua perempuan yang bernama Ibu Antini, anak ketiga bernama Bapak Ainin, anak keempat bernama Ibu
Almiyah, anak selanjutnya bernama Ibu Hariyatin, dan anak yang terakhir bernama
Ibu Arti’anah.
Dulu Bapak Samar adalah seorang petani
sekaligus menjabat sebagai sekretaris desa tempat beliau tinggal, Sementara
istrinya Ibu Sakimi hanya ibu rumah tangga dan terkadang membantu Bapak samar
di sawah pada waktu Bapak samar tidak ada kerjaan dikantor desa. Bapak Samar
sangat suka dengan kesenian wayang kulit, setiap ada pertunjukan wayang kulit. Biasanya
Bapak samar menceritakan wayang kepada kedua anak laki-lakinya yaitu Bapak
Arichan dan Bapak Ainin, sehingga sampai sekarang Bapak Arichan dan Bapak Ainin
sangat suka dengan kesenian wayang kulit.
Pada
tahun1992 Bapak Samar mengakhiri jabatannya sebagai seketaris desa usia yang
semakin tua dan mulai terkena sakit sakitan. Akhirnya pada tahun 1998 Bapak
samar wafat dirumah sakit Ibnu Sina Gresik dan dimakamkan dipemakaman umum
tempat beliau lahir. Pada tahun 2003 Istri Bapak Samar yaitu Ibu Sakimi juga
mulai terkena sakit-sakitan dan akhirnya wafat dan dimakamkan disebelah makam
Bapak Samar.
4.2 Saran
Dalam
penulisan sejarah khususnya penulisan sejarah keluarga hendaknya kita mencari
data-data yang falit atau benar, sehingga kita bisa menulis cerita sejarah
sesuai dengan kebenarannya dan tidak sampai terjadi manipulasi sejarah.
DAFTAR RUJUKAN
Hariyono. 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Malang: Pustaka Jaya.
Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Jogjakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Sjamsuddin, Helius & Ismaun, H. 1996. Pengantar
Ilmu Sejarah. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Pendidikan
Tenaga Akademik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar